HI FRIEND

Selasa, 23 Desember 2014

FEATURE (NININ)

Ketika Lelah Tak Mengenal Waktu
Oleh : Ninin Mardiyani

            Lika-liku kehidupan adalah sebuah tantangan bagi setiap manusia di muka bumi. Manis dan pahitnya kenyataan hidup sudah menjadi garis takdir setiap insan. Tugas manusia hanyalah terus berjuang untuk menjalani kehidupan dengan pantang menyerah, tak kenal lelah dan putus asa, serta selalu bersemangat dalam mengarungi kehidupan. Seperti sosok seorang ibu yang bernama Ranti. Ia adalah seorang penjual empal gentong keliling .
            Pekerjaannya telah ia lakoni selama lima tahun. Gerobak hijaunya selalu setia menemani langkah kaki Ranti dalam menjajakan empal gentongnya. Terik matahari tak sedikitpun mematahkan semangatnya. Perempuan berusia 52 tahun ini adalah sosok seorang ibu yang tangguh. Selama lima tahun ia membesarkan keempat anaknya dengan hasil jerih payahnya sendiri. Lima tahun yang lalu, ia dan suaminya memutuskan untuk bercerai Karena seringnya cekcok yang terjadi hampir setiap hari. Statusnya yang kini sebagai janda dengan empat orang anak bukanlah menjadi ancaman yang menakutkan baginya. Menurutnya tanpa adanya sosok seorang suami, ia masih mampu untuk mendidik, merawat, dan menafkahi anak-anaknya dengan seorang diri.
            Profesinya yang hanya sebagai penjual empal gentong keliling tidak membuatnya lupa akan arti pentingnya sebuah pendidikan. Sulitnya perjuangan untuk bertahan hidup tak membuatnya beralih pikiran untuk memberikan pendidikan seadanya terhadap empat anaknya, “ Saya mau anak-anak saya semuanya kuliah biar jadi orang sukses dan tidak bernasib sama seperti ibunya.” Ujar Ranti . Keinginannya yang mulia tersebut membuatnya sellau bersemangat mencari rezeki setiap hari. Sedikit demi sedikit uang yang didapat dari berjualan ia kumpulkan. Dari uang itulah Ranti dapat menyekolahkan anaknya yang pertama dan kedua hingga ke perguruan tinggi, sedangkan anaknya yang ketiga dan keempat masih duduk di bangku sekolah dasar. Kesadaran bahwa pendidikan adalah hal yang utama, ia rela banting tulang demi mencukupi kebutuhan sehari-hari dan kebutuhan perkuliahan anaknya. Ia terus berjuang tanpa mengenal lelah.



            Disaat sebagian orang masih terlelap dalam tidurnya, Ranti sudah sibuk dengan kegiatannya sebagai ibu rumah tangga dan seorang pedagang. Tepat pukul tiga dini hari, Ranti beranjak dari tempat tidurnya dan segera bergegas menyiapkan segala kebutuhan untuk berjualan. Disamping itu, Ranti pun harus menyiapkan menu sarapan pagi untuk keempat anaknya sebelum mereka pergi beraktifitas. Setelah semua pekerjaan di rumah telah ia selesaikan, lantas ia segera mendorong gerobak hijaunya dan berkeliling menjajakan empal gentongnya dari satu ke desa ke desa lainnya. Di tengah terik sinar sang surya yang menusuk kulit tidak lagi dihiraukan olehnya, tak jarang keringatnya terlihat bercucuran. Sesekali wanita itu mengelap keringatnya yang mengucur dengan kerudungnya. Namun, ia selalu tersenyum dan ikhlas dalam menjalani hidupnya. Menempuh perjalanan jauh tersebut dilakukan Ranti dengan penuh rasa ikhlas, sebab tidak terdengar kata-kata berupa keluhan selama ia mendorong gerobaknya yang cukup berat, “ Rasa lelah memang ada tapi demi kebahagiaan anak-anak , aku rela .” Ujar Ranti dengan nada lirih.
            Selepas berjualan ia kembali ke rumah dengan sisa tenaganya. Sesampainya di rumah tak lantas ia beristirahat ataupun bermalas-malasan menghilangkan rasa lelahnya melainkan bergegas untuk berbenah rumah dan menyiapkan makan malam untuk ia dan anak-anaknya. Meskipun hidup berkecukupan, Ranti dan anak-anaknya tak sedikitpun mengeluh ataupun berputus asa karena mereka selalu bersyukur atas segala nikmat yang diperoleh dalam hidup mereka. Senyum dan canda tawa selalu menghiasi kebersamaan mereka . Itulah yang membuat Ranti merasa selalu tegar dalam menjalani kehidupan.
Baginya seberat apapun beban hidup yang ia rasakan tidak sedikitpun melemahkannya . Hal itu karena semangat yang ia peroleh dari anak-anaknya. Senyuman kebahagiaan dari anak-anaknya mampu membuat rasa lelah dalam tubuhnya seketika menghilang.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar