Ketika
Lelah Tak Mengenal Waktu
Oleh
: Ninin Mardiyani
Lika-liku kehidupan adalah sebuah tantangan bagi setiap
manusia di muka bumi. Manis dan pahitnya kenyataan hidup sudah menjadi garis
takdir setiap insan. Tugas manusia hanyalah terus berjuang untuk menjalani
kehidupan dengan pantang menyerah, tak kenal lelah dan putus asa, serta selalu
bersemangat dalam mengarungi kehidupan. Seperti sosok seorang ibu yang bernama
Ranti. Ia adalah seorang penjual empal gentong keliling .
Pekerjaannya telah ia lakoni selama lima tahun. Gerobak
hijaunya selalu setia menemani langkah kaki Ranti dalam menjajakan empal
gentongnya. Terik matahari tak sedikitpun mematahkan semangatnya. Perempuan
berusia 52 tahun ini adalah sosok seorang ibu yang tangguh. Selama lima tahun ia
membesarkan keempat anaknya dengan hasil jerih payahnya sendiri. Lima tahun
yang lalu, ia dan suaminya memutuskan untuk bercerai Karena seringnya cekcok
yang terjadi hampir setiap hari. Statusnya yang kini sebagai janda dengan empat
orang anak bukanlah menjadi ancaman yang menakutkan baginya. Menurutnya tanpa
adanya sosok seorang suami, ia masih mampu untuk mendidik, merawat, dan
menafkahi anak-anaknya dengan seorang diri.
Profesinya yang hanya sebagai penjual empal gentong
keliling tidak membuatnya lupa akan arti pentingnya sebuah pendidikan. Sulitnya
perjuangan untuk bertahan hidup tak membuatnya beralih pikiran untuk memberikan
pendidikan seadanya terhadap empat anaknya, “ Saya mau anak-anak saya semuanya
kuliah biar jadi orang sukses dan tidak bernasib sama seperti ibunya.” Ujar
Ranti . Keinginannya yang mulia tersebut membuatnya sellau bersemangat mencari
rezeki setiap hari. Sedikit demi sedikit uang yang didapat dari berjualan ia
kumpulkan. Dari uang itulah Ranti dapat menyekolahkan anaknya yang pertama dan
kedua hingga ke perguruan tinggi, sedangkan anaknya yang ketiga dan keempat
masih duduk di bangku sekolah dasar. Kesadaran bahwa pendidikan adalah hal yang
utama, ia rela banting tulang demi mencukupi kebutuhan sehari-hari dan
kebutuhan perkuliahan anaknya. Ia terus berjuang tanpa mengenal lelah.
Disaat sebagian orang masih terlelap dalam tidurnya,
Ranti sudah sibuk dengan kegiatannya sebagai ibu rumah tangga dan seorang
pedagang. Tepat pukul tiga dini hari, Ranti beranjak dari tempat tidurnya dan
segera bergegas menyiapkan segala kebutuhan untuk berjualan. Disamping itu,
Ranti pun harus menyiapkan menu sarapan pagi untuk keempat anaknya sebelum
mereka pergi beraktifitas. Setelah semua pekerjaan di rumah telah ia
selesaikan, lantas ia segera mendorong gerobak hijaunya dan berkeliling
menjajakan empal gentongnya dari satu ke desa ke desa lainnya. Di tengah terik
sinar sang surya yang menusuk kulit tidak lagi dihiraukan olehnya, tak jarang
keringatnya terlihat bercucuran. Sesekali wanita itu mengelap keringatnya yang
mengucur dengan kerudungnya. Namun, ia selalu tersenyum dan ikhlas dalam
menjalani hidupnya. Menempuh perjalanan jauh tersebut dilakukan Ranti dengan
penuh rasa ikhlas, sebab tidak terdengar kata-kata berupa keluhan selama ia
mendorong gerobaknya yang cukup berat, “ Rasa lelah memang ada tapi demi
kebahagiaan anak-anak , aku rela .” Ujar Ranti dengan nada lirih.
Selepas berjualan ia kembali ke rumah dengan sisa
tenaganya. Sesampainya di rumah tak lantas ia beristirahat ataupun bermalas-malasan
menghilangkan rasa lelahnya melainkan bergegas untuk berbenah rumah dan
menyiapkan makan malam untuk ia dan anak-anaknya. Meskipun hidup berkecukupan,
Ranti dan anak-anaknya tak sedikitpun mengeluh ataupun berputus asa karena
mereka selalu bersyukur atas segala nikmat yang diperoleh dalam hidup mereka.
Senyum dan canda tawa selalu menghiasi kebersamaan mereka . Itulah yang membuat
Ranti merasa selalu tegar dalam menjalani kehidupan.
Baginya
seberat apapun beban hidup yang ia rasakan tidak sedikitpun melemahkannya . Hal
itu karena semangat yang ia peroleh dari anak-anaknya. Senyuman kebahagiaan
dari anak-anaknya mampu membuat rasa lelah dalam tubuhnya seketika menghilang.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar