HI FRIEND

Minggu, 28 Desember 2014

FEATURE (LILI)



Contoh Feature
Oleh Lili Marlina (113050095)
2B
Mahasiswi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Universitas Swadaya Gunung Jati, Cirebon

Para Silver Berhati Mulia

Disalah satu lampu merah di daerah Cirebon, terlihat gerombolan orang-orang yang sangat unik karena badannya menyerupai patung yang berwarna silver, dari ujung kaki hingga muka berwarna silver seperti sengaja dilumuri warna silver oleh mereka. Selain itu, mereka juga membawa sebuah kardus yang dipapa diatas tangan mereka. Mereka mengahampiri mobil-mobil maupun motor-motor yang berhenti pada saat lampu merah, sembari menyodorkan kardus itu disertai sebuah senyuman dan ucapan terima kasih. Pada wajah mereka terlihat kebahagiaan ketika orang-orang menjatuhkan uang kedalam kardus yang mereka bawa. Namun, dibalik kebahagiaan itu terlihat wajah yang sangat letih dan kepanasan dibawah teriknya sinar matahari. Ya, merekalah orang-orang yang berhati mulia yang berkorban dan berjuang untuk saudara-saudara yang terkena musibah/bencana diluar sana. Mereka tergabung dalam suatu komunitas yang aktivitasnya bertujuan untuk mencari sumbangan-sumbangan yang ditunjukkan untuk korban-korban bencana alam. Komunitas ini bernama KSPS ( komunitas silver peduli sosial ).
Komunitas ini diperbaharui pada bulan November 2014 dan membentuk kepengurusan baru dari kepemimipinannya sampai anggotanya. Sebenarnya komunitas silver ini sudah ada sejak lama namun karena anggotanya sudah mempunyai kehidupannya masing-masing sehingga komunitas ini kurang berjalan dengan lancar. Menurut Cepi Qiyudho, salah satu anggota dari komunitas ini yang berasal dari kota kembang, Bandung. “ awalnya saya mengikuti komunitas ini karena dulu ada saudara saya yang dari Aceh menjadi korban bencana alam, pada saat itu alhamdulillah saudara saya sempat selamat. Namun, ia telat dibawa ke rumah sakit karena tidak mempunyai biaya akhirnya dia meninggal. Pada saat itu memang sudah bantuan dari pihak lain seperti tetangga dan saudara terdekat, cuman dari pemerintah sendiri datangnya telat sehingga banyak korban yang meninggal sia-sia jadi ini inisiatif saya sendiri untuk gabung dikomunitas silver supaya tidak ada lagi orang ynag mengalami seperti saya,” ujar Cepi.
Anggota pada komunitas silver banyak dari kalangan mahasiswa, sarjana maupun lulusan SMA/SMK. Salah satunya Cepi Qiyudho yang merupakan lulusan SMK dan pernah bekerja disalah satu perusahaan swasta. Cepi Qiyudho menafkahi istri dan kedua anaknya serta menyekolahkan kedua anaknya dari pekerjaannya sekarang menjadi relawan pada komunitas silver ini yang sudah dilegalkan oleh pemerintah daerah. Namun, bukan berarti dia mengambil hak orang lain tapi dengan pembagian dalam presentasinya. “ misalnya dalam sehari saya mendapatkan 100 ribu, uang 100 ribu itu yang 60% untuk didonasikan dan yang 40% untuk kita, itu sudah termasuk transportasi, makan, dan lain-lain,” ujar Cepi.
Dengan kejadian seperti itu bisa dibuktikan bahwa meskipun para anggota komunitas silver hanya bekerja sebagai relawan tapi mereka bisa menafkahi dan menyekolahkan anaknya.  Selain itu keuntungannya juga para anggotanya bisa pergi keluar kota untuk mencari sumbangan. Namun, dibalik semua itu juga pasti memiliki ssebuah pengalaman yang menyedihkan salah satunya ketika mereka dihadapkan pada situasi yang mengharuskannya untuk pasrah pada keadaan. ”pada suatu ketika kita pernah mendapatkan uang sedikit sekali dan uang itu hanya cukup untuk makan kita saja,” ujar Cepi.
Selain komunitas ini mencari sumbangan untuk korban bencana alam, para anggota dari komunitas silver juga pernah ngamen untuk mendapatkan uang. Mereka rela terpanggang oleh panasnya sinar matahari demi mendapatkan pundi-pundi rupiah yang pada dasarnya bukan buat mereka, tapi mereka ikhlas melakukannya. Mereka melakukan semua itu selain tujuannya untuk membantu orang, mereka juga berharap agar pemerintah bisa terenyuh hatinya ketika melihat tujuan mulia dari komunitas ini sehingga dalam menangani suatu masalah bisa lebih cekatan apa lagi hal yang menyangkut keselamatan manusia. “ seharusnya pemerintah itu bisa bersikap seperti peribahasa  yang pernah saya dengar yaitu lakukanlah sesuatu seperti apa yang seharusnya dilakukan dengan penuh tanggung jawab, seperti perkataannya bahwa pemerintah bilang ia adalah wakil rakyat,” ujar Cepi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar