HI FRIEND

Selasa, 23 Desember 2014

ARTIKEL BULAN BAHASA (SANTI)

Bulan Bahasa dan Sastra yang Terpinggirkan
Oleh Santi Purnama Sari
Negara Kesatuan Republik Indonesia memiliki keragaman suku bangsa dan budaya. Satu diantaranya yaitu keragaman bahasa dan sastra. Keragaman bahasa dan sastra sendiri merupakan suatu kebanggaan yang perlu dihormati dan dibanggakan oleh masyarakat Indonesia.
Jawaban tradisional atas pertanyaan apakah fungsi bahasa adalah bahwa bahasa itu adalah alat interaksi sosial, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep, atau juga perasaan (Chaer, 2009, 33). Dari pernyataan diatas seperti yang sudah kita ketahui bahwa bahasa memang merupakan alat untuk berinteraksi. Sebagai masyarakat Indonesia kita perlu bangga dengan bahasa Indonesia sebagai alat untuk berkomunikasi. Tak hanya itu, bahasa Indonesia juga dijadikan bahasa persatuan yang digunakan diseluruh lapisan masyarakat wilayah Indonesia. Namun sayang, pada kenyataannya tidak banyak yang mengetahui tentang peringatan bulan bahasa. Bulan bahasa sendiri diperingati setiap bulan Oktober yang memang pada tanggal 28 Oktober 1928 dicetuskanlah sumpah pemuda yang dianggap sebagai momen kelahiran bahasa Indonesia. Kita tentu tidak lupa dengan sepotong kalimat ini ‘’Kami Putra-putri Indonesia mengaku berbahasa satu, bahasa Indonesia’’. Kalimat tersebut merupakan penggalan dari tiga poin yang terdapat pada teks Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928.
Dari penggalan teks Sumpah Pemuda diatas seharusnya kita menyadari bahwa bahasa Indonesia merupakan bahasa yang perlu dihormati oleh penuturnya sebagai bukti kecintaan terhadap tanah air dan juga merupakan jati diri sebuah bangsa. Namun sayang, kini penghargaan terhadap bahasa Indonesia perlahan sudah mulai memudar terbukti dengan berkurangnya ketertarikan terhadap bahasa Indonesia. Bahwa dalam kenyataanya dikalangan masyarakat bahkan pelajar atau mahasiswa masih ada yang belum mengetahui dan paham tentang arti dari bulan bahasa dan makna yang terkandung didalamnya.
Memang sungguh memprihatinkan mendengar tentang hal tersebut tapi itu adalah realita dalam kehidupan saat ini. Bahkan bukan hanya sekedar bulan bahasa saja yang terlupakan dan terpinggirkan. Namun, dalam segi penuturannya pun bahasa Indonesia terkadang dipandang sebelah mata karena banyaknya masyarakat yang bangga terhadap penguasaan bahasa asing. Tidak ada yang salah ketika mempelajari bahasa asing tapi alangkah baiknya jika bahasa Indonesia tetap menjadi hal yang diutamakan dalam penggunaan dan penghormatannya.
            Bulan bahasa memang tidak banyak yang mengetahui tentang makna dibalik bulan bahasa. Namun, biasanya dalam dunia pendidikan ada beberapa sekolah ataupun perguruan tinggi yang merayakan bulan bahasa. Berbicara tentang perayaan bulan bahasa pada bulan Oktober maka tak lepas dari sastra. Mengapa demikian? Karena pada kenyataannya bahan dasar sastra serta isi dari suatu karya sastra itu sendiri adalah bahasa dan bahasa persatuan kita adalah bahasa Indonesia.
Masih dalam hal yang sama bukan hanya arti dari bulan bahasa saja yang kerap tidak banyak diketahui oleh kalangan masyarakat bahkan termasuk sastra Indonesia yang mempunyai ke khasan tersendiri dalam setiap karya yang diciptakan. Terbukti dari minimnya pengetahuan tentang sastra. Selain itu, bentuk-bentuk karya sastra lama juga sudah sedikit diminati sehubungan dengan menurunnya budaya membaca dan lebih senang mengkonsumsi karya-karya luar padahal di Indonesia sendiri jika dilihat lebih mendalam lagi banyak karya sastra yang bermanfaat yang menujukan nilai dan norma-norma kehidupan.
             Jika dilihat dari segi pendidikan, teryata mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia juga terpinggirkan karena pada kenyataannya banyak diantara para peserta didik yang meremehkan mata pelajaran teesebut. Mereka menganggap bahwa mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia merupakan mata pelajaran yang mudah yang tidak menggunakan rumus-rumus seperti mata pelajaran yang bersifat menghitung termasuk dalam perguruan tinggi sekalipun banyak yang menganggap bahwa jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia merupakan jurusan yang gampang dalam proses pembelajarannya. Padahal dalam kenyataannya hal tersebut tidak benar. Bahasa dan Sastra Indonesia sama seperti mata pelajaran ataupun jurusan yang lain. Sama-sama memiliki titik kesulitan dan kemudahan.
Untuk menyikapi beberapa hal diatas, agar bulan bahasa dan sastra banyak dikenal dan dikatahui oleh setiap lapisan masyarakat maka dalam hal ini perlu penanaman rasa cinta dan melestarikan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan kaidah bahasa agar tidak tercampur oleh bahasa-bahasa asing dan bahasa gaul agar bahasa Indonesia tetap dihormati sebagaimana semestinya. Begitu pula dengan sastra Indonesia perlu pengenalan-pengenalan karya sastra terhadap masyarakat seperti ditampilannya dalam bentuk film, buku atau majalah sastra agar sastra Indonesia tetap ada dan tidak terpinggirkan lagi serta dapat pula dengan mengadakan suatu perlombaan menyangkut dengan bahasa dan sastra dikalangan masyarakat agar minimalnya masyarakat Indonesia mengetahui tentang bulan bahasa dan sastra Indonesia yang pada akhirnya mampu lebih mencintai bahasa dan sastra Indonesia. Selain itu dalam dunia pendidikan dapat pula diterapkan dengan cara penyampaian mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dengan metode belajar yang tidak membosankan dengan melibatkan siswa berperan aktif dalam pembelajaran serta dapat dilakukan pula dengan mengadakan lomba-lomba dan seminar tentang bahasa dan sastra Indonesia.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar