Bulan Bahasa dan Sastra
yang Terpinggirkan
Oleh
Santi Purnama Sari
Negara
Kesatuan Republik Indonesia memiliki keragaman suku bangsa dan budaya. Satu
diantaranya yaitu keragaman bahasa dan sastra. Keragaman bahasa dan sastra
sendiri merupakan suatu kebanggaan yang perlu dihormati dan dibanggakan oleh
masyarakat Indonesia.
Jawaban
tradisional atas pertanyaan apakah fungsi bahasa adalah bahwa bahasa itu adalah
alat interaksi sosial, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan,
konsep, atau juga perasaan (Chaer, 2009, 33). Dari pernyataan diatas seperti
yang sudah kita ketahui bahwa bahasa memang merupakan alat untuk berinteraksi. Sebagai
masyarakat Indonesia kita perlu bangga dengan bahasa Indonesia sebagai alat
untuk berkomunikasi. Tak hanya itu, bahasa Indonesia juga dijadikan bahasa
persatuan yang digunakan diseluruh lapisan masyarakat wilayah Indonesia. Namun sayang,
pada kenyataannya tidak banyak yang mengetahui tentang peringatan bulan bahasa.
Bulan bahasa sendiri diperingati setiap bulan Oktober yang memang pada tanggal
28 Oktober 1928 dicetuskanlah sumpah pemuda yang dianggap sebagai momen
kelahiran bahasa Indonesia. Kita tentu tidak lupa dengan sepotong kalimat ini
‘’Kami Putra-putri Indonesia mengaku berbahasa satu, bahasa Indonesia’’.
Kalimat tersebut merupakan penggalan dari tiga poin yang terdapat pada teks
Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928.
Dari
penggalan teks Sumpah Pemuda diatas seharusnya kita menyadari bahwa bahasa
Indonesia merupakan bahasa yang perlu dihormati oleh penuturnya sebagai bukti
kecintaan terhadap tanah air dan juga merupakan jati diri sebuah bangsa. Namun
sayang, kini penghargaan terhadap bahasa Indonesia perlahan sudah mulai memudar
terbukti dengan berkurangnya ketertarikan terhadap bahasa Indonesia. Bahwa
dalam kenyataanya dikalangan masyarakat bahkan pelajar atau mahasiswa masih ada
yang belum mengetahui dan paham tentang arti dari bulan bahasa dan makna yang
terkandung didalamnya.
Memang
sungguh memprihatinkan mendengar tentang hal tersebut tapi itu adalah realita
dalam kehidupan saat ini. Bahkan bukan hanya sekedar bulan bahasa saja yang
terlupakan dan terpinggirkan. Namun, dalam segi penuturannya pun bahasa
Indonesia terkadang dipandang sebelah mata karena banyaknya masyarakat yang
bangga terhadap penguasaan bahasa asing. Tidak ada yang salah ketika
mempelajari bahasa asing tapi alangkah baiknya jika bahasa Indonesia tetap
menjadi hal yang diutamakan dalam penggunaan dan penghormatannya.
Bulan bahasa memang tidak banyak
yang mengetahui tentang makna dibalik bulan bahasa. Namun, biasanya dalam dunia
pendidikan ada beberapa sekolah ataupun perguruan tinggi yang merayakan bulan
bahasa. Berbicara tentang perayaan bulan bahasa pada bulan Oktober maka tak
lepas dari sastra. Mengapa demikian? Karena pada kenyataannya bahan dasar
sastra serta isi dari suatu karya sastra itu sendiri adalah bahasa dan bahasa
persatuan kita adalah bahasa Indonesia.
Masih
dalam hal yang sama bukan hanya arti dari bulan bahasa saja yang kerap tidak
banyak diketahui oleh kalangan masyarakat bahkan termasuk sastra Indonesia yang
mempunyai ke khasan tersendiri dalam setiap karya yang diciptakan. Terbukti
dari minimnya pengetahuan tentang sastra. Selain itu, bentuk-bentuk karya
sastra lama juga sudah sedikit diminati sehubungan dengan menurunnya budaya
membaca dan lebih senang mengkonsumsi karya-karya luar padahal di Indonesia
sendiri jika dilihat lebih mendalam lagi banyak karya sastra yang bermanfaat yang
menujukan nilai dan norma-norma kehidupan.
Jika dilihat dari segi pendidikan, teryata
mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia juga terpinggirkan karena pada
kenyataannya banyak diantara para peserta didik yang meremehkan mata pelajaran
teesebut. Mereka menganggap bahwa mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia merupakan
mata pelajaran yang mudah yang tidak menggunakan rumus-rumus seperti mata
pelajaran yang bersifat menghitung termasuk dalam perguruan tinggi sekalipun
banyak yang menganggap bahwa jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia merupakan
jurusan yang gampang dalam proses pembelajarannya. Padahal dalam kenyataannya
hal tersebut tidak benar. Bahasa dan Sastra Indonesia sama seperti mata
pelajaran ataupun jurusan yang lain. Sama-sama memiliki titik kesulitan dan
kemudahan.
Untuk
menyikapi beberapa hal diatas, agar bulan bahasa dan sastra banyak dikenal dan
dikatahui oleh setiap lapisan masyarakat maka dalam hal ini perlu penanaman rasa
cinta dan melestarikan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai
dengan kaidah bahasa agar tidak tercampur oleh bahasa-bahasa asing dan bahasa
gaul agar bahasa Indonesia tetap dihormati sebagaimana semestinya. Begitu pula
dengan sastra Indonesia perlu pengenalan-pengenalan karya sastra terhadap
masyarakat seperti ditampilannya dalam bentuk film, buku atau majalah sastra
agar sastra Indonesia tetap ada dan tidak terpinggirkan lagi serta dapat pula
dengan mengadakan suatu perlombaan menyangkut dengan bahasa dan sastra dikalangan
masyarakat agar minimalnya masyarakat Indonesia mengetahui tentang bulan bahasa
dan sastra Indonesia yang pada akhirnya mampu lebih mencintai bahasa dan sastra
Indonesia. Selain itu dalam dunia pendidikan dapat pula diterapkan dengan cara
penyampaian mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dengan metode belajar
yang tidak membosankan dengan melibatkan siswa berperan aktif dalam
pembelajaran serta dapat dilakukan pula dengan mengadakan lomba-lomba dan
seminar tentang bahasa dan sastra Indonesia.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar