Surutnya
Peringatan Bulan Bahasa
Oleh
: Ninin
“ Kami Putra dan Putri Indonesia
menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia“ .
Penggalan kalimat sumpah pemuda tersebut menyatakan lahirnya bahasa Indonesia
serta sebuah pengakuan dan kecintaan rakyat terhadap bahasa persatuan. Bahasa
Indonesia merupakan lambang identitas nasional dan kebanggaan bagi bangsa
Indonesia . Namun, di era globalisasi masih adakah apresiasi tinggi terhadap
bahasa persatuan Indonesia ?
Negara
Kesatuan Republik Indonesia memiliki keragaman etnik dan budaya yang tak
ternilai harganya, salah satunya adalah bahasa. Di Indonesia terdapat banyak
bahasa daerah yang menjadi cirri khas dari suatu daerah tersebut. Meskipun
beragam latar bahasa, bangsa Indonesia menjadi lebih paham akan arti persatuan
yakni dengan terhubung melalui satu bahasa, yaitu bahasa Indonesia . Namun ,
perkembangan jaman yang kian hari kian maju cenderung mengakibatkan penggunaan
bahasa Indonesia tergeser oleh penggunaan bahasa asing. Masyarakat Indonesia
kian merasa bangga ketika mereka mampu menguasai dan ahli dalam penggunaan
bahasa asing karena akan menimbulkan kesan bahwa gaya hidup mereka sudah
semakin modern.
Bulan
bahasa dan sastra adalah salah satu upaya untuk mengembangkan bahasa dan sastra
Indonesia yang diselenggarakan setiap tahunnya pada bulan Oktober. Dengan
adanya bulan bahasa diharapakan dapat meningkatkan semangat untuk terus
memelihara bahasa Indonesia, meningkatkan apresiasi terhadap bahasa dan sastra
Indonesia , dan meningkatkan peran serta masyarakat luas dalam mengembangkan
bahasa dan sastra Indonesia . Peringatan bulan bahasa terdiri dari beberapa
kegiatan yaitu kegiatan yang diadakan sebagai ajang berkarya atau berekspresi,
sebagai ajang peningkatan kualitas berbahasa Indonesia, serta ada pula kegiatan
yang diadakan sebagai ajang perlombaan.
Berbagai
kegiatan dalam acara bulan bahasa tersebut melibatkan masyarakat luas, tidak
hanya siswa, mahasiswa, guru atau dosen melainkan semua masyarakat Indonesia.
Namun, tidak semua masyarakat mengetahui dengan adanya bulan bahasa sehingga
mengakibatkan kurangnya apresiasi masyarakat terhadap bahasa dan sastra
Indonesia . Seharusnya bulan bahasa diselenggarakan di tengah-tengah
masyarakat, bukan hanya di lembaga pendidikan saja. Hal tersebut dilakukan
sebagai upaya menarik minat masyarakat luas untuk dapat berpartisipasi
memperingati bulan bahasa guna meningkatkan rasa cinta terhadap bahasa dan
karya sastra Indonesia. Selain itu, diselenggarakannya bulan bahasa dan sastra
dapat meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap sastrawan Indonesia dan hasil
karyanya.
Kurangnya
apresiasi terhadap bahasa dan sastra Indonesia bukan hanya terjadi di kalangan
masyarakat awam saja, melainkan pula di kalangan pelajar . Perayaan bulan
bahasa dan sastra di sekolah-sekolah kian surut, padahal perayaan bulan bahasa
dan sastra dianggap perlu guna menanamkan kesadaran akan pentingnya
meningkatkan kualitas kraatifitas dan menghargai bahasa sendiri. Seharusnya
sekolah-sekolah dapat mensosialisasikan tentang bulan bahasa dengan mengadakan
berbagai perlombaan, seperti perlombaan membaca puisi, membuat puisi, lomba
berpidato dan lain sebagainya. Sosialisasi tersebut dapat merangsang minat
pelajar untuk berpastisipasi dalam perayaan bulan bahasa . Dengan hal itu,
setiap pelajar dapat lebih meningkatkan rasa cinta terhadap bahasa dan sastra
Indonesia di tengah maraknya bahasa gaul yang melenceng dari kaidah-kaidah
bahasa Indonesia.
Upaya
yang dapat dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kecintaan masyarakat
khususnya pelajar terhadap bahasa Indonesia yaitu dengan dibuatnya sebuah
aturan yang mempertegas pelaksanaan kegiatan bulan bahasa di sekolah-sekolah.
Karena jika tidak ada aturan yang tegas maka akan timbul sikap meremehkan
perayaan bulan bahasa . Sedangkan lembaga pendidikan sebagai salah satu sarana
untuk mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan wadah yang paling efektif untuk
menumbuhkan rasa bangga terhadap bahasa Indonesia . Melalui kegiatan dalam
acara bulan bahasa yang atraktif, menarik semua pihak untuk belajar bahasa
Indonesia dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku.
Karena jika bukan masyarakat Indonesia, siapa lagi yang akan mempertahankan
bahasa Indonesia ?

Tidak ada komentar:
Posting Komentar