Lestarikan
Bebasan kota Cirebon
Oleh
: Karlinah
Bineka tunggal ika berbeda-beda
tetap satu tujuan, beragam warna budaya tetap satu tujuan, bermacam-macam
tradisi tetap satu tujuan, berbagai suku bangsa tetap satu tujuan, beragam
bahasa tetap satu tujuan.
Jikalau
membhas tentang kota Cirebon itu buat saya tidak ada habisnya,kenapa? Apa yang
terlintas dibenak anda ketika mendengar kata “CIREBON” apakah kota udang? Yang
karena banyak udang dan banyak memproduksi trasi yang sudah terkenal, ataukah
kota wali? Dengan alasan banyaknya tapak tilas contohnya keraton cirebon, Apakah kotanya para santri? Dengan alasan
banyak pesantren-pesantren, ataukah kota batik? Dengan alasan banyaknya
industri-industri batik yang sudah
terkenal contohnya batik mega mendung yang sudah menjadi icon tersendiri bagi masyarakat Cirebon.
Tetapi kali ini saya lebih tertarik dengan
bagaimana bahasa Cirebon. ia bahasa adalah salah satu ciri untuk bisa
mengetahui atau membedakan asal seseorang tanpa harus menanyakan terlebih
dahulu asalnya. karena kita bisa langsung mengetahui ketika seseorang
menggunakan bahasa sunda berarti orang tersebut berasal dari tanah sunda,begitupun
dengan orang batak kita bias mengetahui bahwa dia orang batak karena dia
menggunakan bahasanya, selanjutnya orang jawa,betawipun akan seperti itu. dengan
bahasa kita bias mengetahui asal seseoarang tanpa menanyakannya terlebih dahulu
dan bukan hanya itu saja contoh lainnya kita bias memahami karakter seseorang
dengan bahasa ketika orang batak
berkomunikasi dengan bahasa dan nada yang kers mungkin bagi mereka sudah
biasa lain halnya dengan anggapan orang
sunda yang biasa berkomunikasi dengan nada dan bahasa yang alus.
Begitu
pentingnya peran bahasa dalam kehidupan.“CIREBON” asli bahasa Cirebon adalah
bahasa kromo inggil yang biasa bisebut dengan bebasan. kesultanan bahkan masyarakat setempatpun menggunakan bebesan. tapi dengan sering kemajuan
zaman istilah orang berkomunikasi dengan menggunakan bebasan itu sudah jarang
bahkan sulit ditemui. bahkan disaat berkunjung di kerton Cirebon pun
para kesepuhan pun berkomunikasi tidak lagi menggunakan bahasa kromo inggil
atau yang biasa disebut bebasan. mayarakat,
anak sekolah pun sudah tidak lagi menggunakan bahasa kromo inggil atau bebasan. padahal bahasa kromo inggil
atau bebasan itu adalah salah satu ciri yang sangat berperan bagi kehidupan
namun masyarakat kurang menyadari bahwa bahasa daerah itu sangat penting, dan
sangat berpengaruh untuk kehidupan sehari-hari. Berkomunikasi Dengan
menggunakan bahasa daerah sendiri akan menimbulkan isi positif dan negative.
positifnya akan lebih menimbulkan keakraban, baik dari kalangan yang mempunyai
jabatan dengan tukang beca sekalipun. Dan sebagai alat perhubungan di dalam
keluarga daerah. Karena bahasa daerah adalah penanda atau identitas kedaerahan
karena salah satu unsur penanda jati diri yang paling kelihatan adalah bahasa. Negativnya
bahasa darah yang sulit dipahami oleh daerah lain bias memicu kesalah pahaman dalam
berkomunikasi. Contohnya dalam pengucapan kata manga arti kata manga dalam bahasa
daerah Cirebon adalah mempersilahkan, namun beda dengan arti manga dalam bahasa
Indonesia yang mempunyi arti buah manga. kata atos dalam bahasa daerah Cirebon
adalah keras/alot, lain halnya dalam bahasa daerah sunda kata atos mempunyai
arti sudah selesai. Kata teh dalam bahasa daerah Cirebon mempunyai arti salah
satu jenis minuman,lain halnya kata teh dalam bahasa daerah sunda yang
mempunyai arti sebutan untuk kaka perempuan. Namun bagaimanapun bentuk
perbedaan bahasa kita harus tetap melestarikan bahasa daerah kita masing-masing
dengan cara menggunakanya sesuai kondisi.
Namun
tidak dapat kita pungkiri bahwa seiring kemajuan zaman sangat mempengaruhi
dalam hilangnya bahasa kromo inggil atau
bebasan karena masyarakat lebih tertarik dengan gaya hidup yang modern sehingga
untuk meenggunakan bahasa kromo inggil atau bebesan itu akan malu. apalagi
dalam ruang lingkup anak sekolah, mahasiswa, dan kalangan kerja. mereka merasa
malu dan gengsi jika harus menggunakan bahasa kromo inggil atau bebasan. kurangnya
perhatian dari pemerintahan daerahnya , dari pihak sekolah atau pendidikannya
pun kurang memperhatikan akan ragam budaya daerah salah satunaya adalah bahasa.
peran keluarga pun sebenernya kurang memperhatikan pentingnya berbahasa banyaknya
pengaruh dari luar daerah juga sangat berperan atas hilangnya budaya berbahasa
kromo inggil atau bebasan. kalau sudah terjadi eperti ini maka akan hilang
fungsi dari bahasa daerah Cirebon yaitu bahasa kromo inggil atau bebasan. kita
masyarakat Cirebon terutama pemerintahan Cirebon mari mengadakan program berbahasa kromo
inggil atau bebasan pada hari-hari tertentu, sehingga jika sudah ditetapkan
program berbahasa daerah bahasa kromo inggil atau bebasan masyarakat dari
seluruh lapisan di kota Cirebon akan berantusias berbahasa daerah kromo inggil
atau bebasan,dan jugadapat melestarikan salah satu budaya di daerah
sendiri,sehingga masyarakat Cirebon tidak hanya aktif menerima dan meniru
budaya dari luar tetapi melestarikan budayanya juga.dengan seperi itu
masyarakat dari luar daerah pun akan lebih mudah mengenali kota Cirebon,
sehingga secara tidak langsung dengan budaya bebasan kita bias mengenalkan
budaya Cirebon.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar