HI FRIEND

Selasa, 23 Desember 2014

ARTIKEL (KARLINAH)

Lestarikan Bebasan kota Cirebon
Oleh : Karlinah

Bineka tunggal ika berbeda-beda tetap satu tujuan, beragam warna budaya tetap satu tujuan, bermacam-macam tradisi tetap satu tujuan, berbagai suku bangsa tetap satu tujuan, beragam bahasa tetap satu tujuan.

Jikalau membhas tentang kota Cirebon itu buat saya tidak ada habisnya,kenapa? Apa yang terlintas dibenak anda ketika mendengar kata “CIREBON” apakah kota udang? Yang karena banyak udang dan banyak memproduksi trasi yang sudah terkenal, ataukah kota wali? Dengan alasan banyaknya tapak tilas contohnya keraton cirebon,  Apakah kotanya para santri? Dengan alasan banyak pesantren-pesantren, ataukah kota batik? Dengan alasan banyaknya industri-industri batik yang  sudah terkenal contohnya batik mega mendung yang sudah menjadi  icon tersendiri bagi masyarakat Cirebon.
 Tetapi kali ini saya lebih tertarik dengan bagaimana bahasa Cirebon. ia bahasa adalah salah satu ciri untuk bisa mengetahui atau membedakan asal seseorang tanpa harus menanyakan terlebih dahulu asalnya. karena kita bisa langsung mengetahui ketika seseorang menggunakan bahasa sunda berarti orang tersebut berasal dari tanah sunda,begitupun dengan orang batak kita bias mengetahui bahwa dia orang batak karena dia menggunakan bahasanya, selanjutnya orang jawa,betawipun akan seperti itu. dengan bahasa kita bias mengetahui asal seseoarang tanpa menanyakannya terlebih dahulu dan bukan hanya itu saja contoh lainnya kita bias memahami karakter seseorang dengan bahasa ketika orang batak  berkomunikasi dengan bahasa dan nada yang kers mungkin bagi mereka sudah biasa  lain halnya dengan anggapan orang sunda yang biasa berkomunikasi dengan nada dan bahasa yang alus.
Begitu pentingnya peran bahasa dalam kehidupan.“CIREBON” asli bahasa Cirebon adalah bahasa kromo inggil yang biasa bisebut dengan bebasan. kesultanan bahkan masyarakat setempatpun menggunakan bebesan. tapi dengan sering kemajuan zaman istilah orang berkomunikasi dengan menggunakan bebasan itu sudah jarang  bahkan sulit ditemui. bahkan disaat berkunjung di kerton Cirebon pun para kesepuhan pun berkomunikasi tidak lagi menggunakan bahasa kromo inggil atau yang biasa disebut bebasan. mayarakat, anak sekolah pun sudah tidak lagi menggunakan bahasa kromo inggil atau bebasan. padahal bahasa kromo inggil atau bebasan itu adalah salah satu ciri yang sangat berperan bagi kehidupan namun masyarakat kurang menyadari bahwa bahasa daerah itu sangat penting, dan sangat berpengaruh untuk kehidupan sehari-hari. Berkomunikasi Dengan menggunakan bahasa daerah sendiri akan menimbulkan isi positif dan negative. positifnya akan lebih menimbulkan keakraban, baik dari kalangan yang mempunyai jabatan dengan tukang beca sekalipun. Dan sebagai alat perhubungan di dalam keluarga daerah. Karena bahasa daerah adalah penanda atau identitas kedaerahan karena salah satu unsur penanda jati diri yang paling kelihatan adalah bahasa. Negativnya bahasa darah yang sulit dipahami oleh daerah lain bias memicu kesalah pahaman dalam berkomunikasi. Contohnya dalam pengucapan kata manga arti kata manga dalam bahasa daerah Cirebon adalah mempersilahkan, namun beda dengan arti manga dalam bahasa Indonesia yang mempunyi arti buah manga. kata atos dalam bahasa daerah Cirebon adalah keras/alot, lain halnya dalam bahasa daerah sunda kata atos mempunyai arti sudah selesai. Kata teh dalam bahasa daerah Cirebon mempunyai arti salah satu jenis minuman,lain halnya kata teh dalam bahasa daerah sunda yang mempunyai arti sebutan untuk kaka perempuan. Namun bagaimanapun bentuk perbedaan bahasa kita harus tetap melestarikan bahasa daerah kita masing-masing dengan cara menggunakanya sesuai kondisi.
Namun tidak dapat kita pungkiri bahwa seiring kemajuan zaman sangat mempengaruhi dalam hilangnya bahasa kromo inggil  atau bebasan karena masyarakat lebih tertarik dengan gaya hidup yang modern sehingga untuk meenggunakan bahasa kromo inggil atau bebesan itu akan malu. apalagi dalam ruang lingkup anak sekolah, mahasiswa, dan kalangan kerja. mereka merasa malu dan gengsi jika harus menggunakan bahasa kromo inggil atau bebasan. kurangnya perhatian dari pemerintahan daerahnya , dari pihak sekolah atau pendidikannya pun kurang memperhatikan akan ragam budaya daerah salah satunaya adalah bahasa. peran keluarga pun sebenernya kurang memperhatikan pentingnya berbahasa banyaknya pengaruh dari luar daerah juga sangat berperan atas hilangnya budaya berbahasa kromo inggil atau bebasan. kalau sudah terjadi eperti ini maka akan hilang fungsi dari bahasa daerah Cirebon yaitu bahasa kromo inggil atau bebasan. kita masyarakat Cirebon terutama pemerintahan Cirebon  mari mengadakan program berbahasa kromo inggil atau bebasan pada hari-hari tertentu, sehingga jika sudah ditetapkan program berbahasa daerah bahasa kromo inggil atau bebasan masyarakat dari seluruh lapisan di kota Cirebon akan berantusias berbahasa daerah kromo inggil atau bebasan,dan jugadapat melestarikan salah satu budaya di daerah sendiri,sehingga masyarakat Cirebon tidak hanya aktif menerima dan meniru budaya dari luar tetapi melestarikan budayanya juga.dengan seperi itu masyarakat dari luar daerah pun akan lebih mudah mengenali kota Cirebon, sehingga secara tidak langsung dengan budaya bebasan kita bias mengenalkan budaya Cirebon.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar