HI FRIEND

Selasa, 23 Desember 2014

FEATURE (KARLINAH)

Cirebon  Asam, pedas, manis
Tahu gejrot!!! sepertinya sudah tak asing lagi telinga kita ketika mendengar nama makanan yang menyegarkan itu. Siapa yang tidak tahu sensasi kesegaran rasa tahu gejrot? makanan khas dari kota udang yaahh!!!... kota cirebon. Jikalau ada diantara kalian yang belum tahu sensasi rasa kesegaran tahu gejrot saya anjurkan untuk mencicipinya. Tahu yang dipotong kecil-kecil dengan bumbu garam, bawang merah, bawang putih, gula merah dan cabe rawit, kemudian semua mumbu itu diulek dalam cobek setelah diulek diberi air yang sudah dibumbui dengan kecap dan gula aren yang sudah digodok, bumbu cair inilah yang berperan untuk membasahi potongan-potongan tahunya yang siap menggoyang lidah kita.
Tahu gejrot, nama unik itu tercipta karena bumbu cair yang dimasukan kedalam botol lalu digejrotkan diatas potongan-potongan tahunya. Dari nama unik itu menyimpan sejuta rasa nikmat bak surge dunia di siang bolong kesegaranya mampu menghipnotis para penikmatnya. Makanan ini berupa tahu khusus yang rasanya hambar kemudian diguyurkan bumbu-bumbu dan terahir digejrotkan bumbu cair yang berwarna kecoklatan dengan alas makan cobekan yang terbuat dari tanah liat yang dibentuk menyerupai piring kecil dan cara menikmatinya pun mengunakan tusukan yang terbuat dari bambu yang di runcingkan dan dipotong kecil-kecil sungguh terlihat sangat menarik.
Apakah anda masyarakat cirebon mengetahui persis lahirnya tahu gejrot itu? dipastikan tahu gejrot itu sudah ada sebelum Indonesia merdeka 17 agustus 1945, tapi persisnya tanggal berapa dan tahun berapanya belum ada kejelasannya. yang jelas sebelum Indonesia merdeka tahu gejrot sudah ada di cirebon.
         
Seperti halnya pak tir begitu dia disapa akrab salah satu penjual jajanan khas cirebon tahu gejrot laki-laki kelahiran cirebon 1954 ini bernama lengkap tirah sudah lama berjualan mengelilingi kota cirebon sejak tahun 1995, langkah kakinya hampir sudah menapaki setiap jalanan-jalanan kota cirebon  selama kurang lebih 15 tahun gang sempit demi gang sempit ia telusuri hanya dengan mengenakan sandal jepit berwarna hijau dan kaos yang sudah lusuh dengan wajah yang sudah kriput. seperinya ia tidak perduli dengan teriknya matahari yang menempel dikulit keriputnya dan harus memikul dagangan nya berkeliling yang beratnya kurang lebih 15 kilo,  pak tir terus saja melangkah mengikuti ayunan kakinya dengan sejuta harapan  akan ada orang untuk membeli tahu gejrot.Pak tir biasa berjualan dari jam 8 pagi dari pangkalan  sampai azan magrib berkumndang, setelah berjualan seharian mengelilingi jalanan cirebon ia kembali kepangkalannya dan segera bergegas pulang, kembali menunggu esok hari untuk kembali menjajahkan tahu gejrotnya.
Tahu yang digunakan pak tir untuk membuat tahu gejrot itu langsung didatangkan oleh pabriknya karena jika pak tir menggunakan tahu jenis lainnya semacam tahu sumedang itu akan merubah cita rasa dari hasil tahu gejrotnya sendiri, entah apa yang membedakan yang jelas jika pak tir mengganti tahunya dengan jenis tahu yang lain maka akan mendengar keluhan dari pembelinya. dan pak tir biasanya hanya mampu membawa tahu dalam keranjangnya sekitar 450 biji setiap harinya dan itupun terkadang harus ia bawa pulang lagi
Dari masa kemasa pak tir terus saja menjajahkan tahu gejrot dari harga 500 rupiah sampe sekarang menapai 4000 rupiah per porsinya,dengan berjualan tahu gejrot pak tir dpat menafkahi anak dan istrinya. pak tir terus setia melayani pelanggan-pelanggannya dari anak-anak, orang dewasa, remaja dari dulu sampai ekarang yang pelanggannya semakin berkurang dan gak tentu. Meskipun begitu pak tir tetap bersyukur atas pendapatan yang tidak seberapa dari hasil penjualan tahu gejrotnya itu, karena hanya dengan rasa syukur dan ikhlas pak tir dan kluarga bisa hidup dengan bahagia.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar