Cirebon
Asam, pedas, manis
Tahu
gejrot!!! sepertinya sudah tak asing lagi telinga kita ketika mendengar nama
makanan yang menyegarkan itu. Siapa yang tidak tahu sensasi kesegaran rasa tahu
gejrot? makanan khas dari kota udang yaahh!!!... kota cirebon. Jikalau ada
diantara kalian yang belum tahu sensasi rasa kesegaran tahu gejrot saya
anjurkan untuk mencicipinya. Tahu yang dipotong kecil-kecil dengan bumbu garam,
bawang merah, bawang putih, gula merah dan cabe rawit, kemudian semua mumbu itu
diulek dalam cobek setelah diulek diberi air yang sudah dibumbui dengan kecap
dan gula aren yang sudah digodok, bumbu cair inilah yang berperan untuk
membasahi potongan-potongan tahunya yang siap menggoyang lidah kita.
Tahu
gejrot, nama unik itu tercipta karena bumbu cair yang dimasukan kedalam botol
lalu digejrotkan diatas potongan-potongan tahunya. Dari nama unik itu menyimpan
sejuta rasa nikmat bak surge dunia di siang bolong kesegaranya mampu
menghipnotis para penikmatnya. Makanan ini berupa tahu khusus yang rasanya
hambar kemudian diguyurkan bumbu-bumbu dan terahir digejrotkan bumbu cair yang
berwarna kecoklatan dengan alas makan cobekan yang terbuat dari tanah liat yang
dibentuk menyerupai piring kecil dan cara menikmatinya pun mengunakan tusukan
yang terbuat dari bambu yang di runcingkan dan dipotong kecil-kecil sungguh
terlihat sangat menarik.
Apakah
anda masyarakat cirebon mengetahui persis lahirnya tahu gejrot itu? dipastikan
tahu gejrot itu sudah ada sebelum Indonesia merdeka 17 agustus 1945, tapi
persisnya tanggal berapa dan tahun berapanya belum ada kejelasannya. yang jelas
sebelum Indonesia merdeka tahu gejrot sudah ada di cirebon.
Seperti
halnya pak tir begitu dia disapa akrab salah satu penjual jajanan khas cirebon
tahu gejrot laki-laki kelahiran cirebon 1954 ini bernama lengkap tirah sudah
lama berjualan mengelilingi kota cirebon sejak tahun 1995, langkah kakinya hampir
sudah menapaki setiap jalanan-jalanan kota cirebon selama kurang lebih 15 tahun gang sempit demi
gang sempit ia telusuri hanya dengan mengenakan sandal jepit berwarna hijau dan
kaos yang sudah lusuh dengan wajah yang sudah kriput. seperinya ia tidak
perduli dengan teriknya matahari yang menempel dikulit keriputnya dan harus
memikul dagangan nya berkeliling yang beratnya kurang lebih 15 kilo, pak tir terus saja melangkah mengikuti ayunan
kakinya dengan sejuta harapan akan ada
orang untuk membeli tahu gejrot.Pak tir biasa berjualan dari jam 8 pagi dari
pangkalan sampai azan magrib
berkumndang, setelah berjualan seharian mengelilingi jalanan cirebon ia kembali
kepangkalannya dan segera bergegas pulang, kembali menunggu esok hari untuk
kembali menjajahkan tahu gejrotnya.
Tahu
yang digunakan pak tir untuk membuat tahu gejrot itu langsung didatangkan oleh
pabriknya karena jika pak tir menggunakan tahu jenis lainnya semacam tahu
sumedang itu akan merubah cita rasa dari hasil tahu gejrotnya sendiri, entah
apa yang membedakan yang jelas jika pak tir mengganti tahunya dengan jenis tahu
yang lain maka akan mendengar keluhan dari pembelinya. dan pak tir biasanya
hanya mampu membawa tahu dalam keranjangnya sekitar 450 biji setiap harinya dan
itupun terkadang harus ia bawa pulang lagi
Dari
masa kemasa pak tir terus saja menjajahkan tahu gejrot dari harga 500 rupiah
sampe sekarang menapai 4000 rupiah per porsinya,dengan berjualan tahu gejrot
pak tir dpat menafkahi anak dan istrinya. pak tir terus setia melayani
pelanggan-pelanggannya dari anak-anak, orang dewasa, remaja dari dulu sampai
ekarang yang pelanggannya semakin berkurang dan gak tentu. Meskipun begitu pak
tir tetap bersyukur atas pendapatan yang tidak seberapa dari hasil penjualan
tahu gejrotnya itu, karena hanya dengan rasa syukur dan ikhlas pak tir dan
kluarga bisa hidup dengan bahagia.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar