HI FRIEND

Senin, 29 Desember 2014

FEATURE (LUSI)


ASAL-USUL DESA WATU BELAH

Tahukah anda bahwa di Cirebon terdapat hal-hal yang unik dan menarik ? seperti halnya kebudayaan Cirebon, kuliner Cirebon, asal-usul nama daerah yang ada di Cirebon, dan masih banyak lagi. Kali ini saya akan membahas  tentang asal-usul nama daerah yang ada di Cirebon, salah satunya adalah desa Watu Belah. Bagaimana kisah atau sejarah terbentuknya desa Watu Belah ? Mari kita simak.

Konon katanya, pada saat dahulu Raden Walang Sungsang menyebarkan agama islam di Cirebon, beliau melihat kobaran api di sebuah hutan. Kemudian Raden Walang Sungsang mendekati hutan tersebut. Setelah di dekati ternyata hutan tersebut, di bakar oleh Ki Patih Manik, ia berniat untuk membangun sebuah desa pedukuhan, untuk memenuhi persyaratan agar dapat menikah dengan Nyi Mas Serang yang cantik jelita, putri dari Ki Gede Mayaguna dan Nyi Gede Renda. Ki Patih Manik adalah Patih Negri Galuh yang mendapatkan perintah dari Rajanya untuk menghambat Raden Walang Sungsang mengajarkan agama islam di Cirebon. Singkat cerita terjadilah perang tanding antara Ki Patih Manik dan Raden Walang Sungsang . Akan tetapi Ki Patih Manik tidak bisa menandingi kesaktian Raden Walang Sungsang. Lalu Ki Patih Manik berusaha melarikan diri dari kejaran Raden Walang Sungsang. Ki Patih Manik melihat batu yang sangat besar, kemudian dengan segala kesaktiannya Ki Patih Manik pun akhirnya masuk ke dalam batu tersebut. Setelah Ki Patih Manik berhasil masuk ke dalam batu besar itu lalu datanglah Raden Walang Sungsang.Raden Walang Sungsang melaksanakan shalat sunah di atas batu besar yang di dalam nya berisi Ki Patih Manik. Setelah Raden Walang Sungsang selesai melaksanakan shalat sunah, maka batu besar itu tiba-tiba terbelah dengan sendirinya menjadi dua bagian. Dan terlihatlah Ki Patih Manik yang sedang bersembunyi di dalamnya. Mengetahui di didekat tempat permbunyiannya sudah berada Raden Walng Sungsang, maka Ki Patih Manik pun kembali melarikan diri. Namun Raden Walang Sungsang pun tak kalah sigap, beliau langsung saja mengejar Ki Patih Manik. Ki Patih Manik membundarkan badannya supaya tidak terlihat oleh Raden Walang Sungsang.Ki Patih Manik pergi ke daerah Bunder yang terletak di Palimanan. Ki Patih Manik meninggal di daerah Bunder. Dan setelah itu batu besar yang tebelah itu di namakan desa Watu Belah yang didirikan oleh Raden Walang Sungsang. 

ARTIKEL (LUSI)

Nama : Lusy Agustiya Ningsih
Kelas : 2-A
Tugas : Artikel


Tari Topeng Cirebon, Tak Lekang Zaman

 Topeng Cirebon, Penyajian dan Fungsinya di Masyarakat pernah bilang, dalam tradisi-tradisi sub-kultur di Nusantara, topeng sebagai perwujudan imajinasi dan daya ekspresi tak terhingga variasi dan jenjang makna, serta fungsinya. 
Untuk masyakarat Cirebon, kesenian topeng mempunyai kedudukan sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Pada awal kemunculannya, kesenian topeng, menjadi sarana penyebaran agama Islam pada masa Sunan Gunung Jati. Tujuannya, agar bisa lebih dekat dengan masyarakat yang disasar.
Dalam perjalanannya, seni topeng juga disebarkan melalui bebaranga, istilah local untuk menyebut mengamen. Dari jalan itu pula, topeng akhirnya menyebar lintas kota dan daerah; Jakarta, Anyer, Serang, Banten, Bogor, dan sebagainya. Ini  bisa dilacak dari banyak kesenian topeng dari daerah-daerah tersebut. Tak hanya itu, topeng Cirebon juga dianggap sebagai salah satu ilham munculnya seni tari Priangan (Sunda), di antaranya adalah keurseus dan lenyepan.
Tarian di Jabar memang lebih dikenal dengan sebagai tarian Sunda. Tapi jika ditelisikk lebih teliti lagi, ada banyak rumpun tari yang terkandung di dalamnya. Salah satunya yang paling kentara adalah topeng Cirebon.
Umumnya, pertunjukan tari topeng Cirebon memiliki dua tipe yang berbeda secara bentuk. Pertama tari topeng besar dan kedua tari topeng kecil. Pada tari topeng besar, penyajian panjang menggunakan struktur suatu cerita, adapun yang tari topeng kecil, penyajiannya hanya menggunakan tarian tunggal.
Semakin kesini, variasi seni dan tari topeng semakin berkembang. Salah satu yang paling tersohor adalah kreasi maestro tari Yogyakarta, Didik Nini Thowok dengan tarian Dwi Mukanya. Dalam tarian-tariannya, Didik banyak mengadopsi gerakan dan aksesoris tari topeng Cirebon, terutama gaya Palimanan. Jika pada umunya tarian topeng Cirebon menggunakan satu topeng, maka dalam tari Dwi Muka yang dikreasikan Didik menggunakan dua topeng yang diataruh di depan dan belakang kepala.
Ada kalanya, hanya menggunakan satu saja, tapi ditaruh di bagian belakang kepala. Selain fisik topeng dan gerakan, ciri khas lain yang sangat Cirebon adalah penggunaan tekesatausobra. Tidak dipungkiri, kedua elemen itu adalah cirri khas dari Tari Topeng Cirebon.


SURAT PEMBACA (LUSI)



KURANGNYA  KEDISIPLINAN  DI SEKOLAH

Anak Berseragam Main di Mall Setiapo rangtua tentu tidak ingin anaknya mengalami kegagalan dalam jalur pendidikannya.Semua ingin agar anak-anaknya menjadi manusia cerdas dan berbudi pekerti yang luhur sehingga kehidupannya kelak  dapat bahagia. Oleh karena itulah setiap orangtua selalu ingin menyekolahkan anaknya setinggi mungkin. Melalui tulisan ini saya ingin membagi informasi kepada segenap orangtua dan sekaligus menyampaikan saran agar kondisinya tidak semakin mengkhawatirkan. Informasi ini  berkait dengan adanya  anak-anak usia sekolah dan berseragam sekolah namun  saya melihat mereka berada di mall seputar kawasan Cirebon.  Ketika mereka berada di sana saya lihat jam tangan saya ternyata masih pada jam jam sekolah. Saya tidak yakin kalau mereka berada di situ dalam rangka tugas dari guru.Mereka lebih terlihat dalam keadaan santai tanpa tujuan  yang  jelas. Bahkan satu hal  yang  lebih membuat saya prihatin adalah di antara mereka adalah anak perempuan. Hal ini tentu  tidak sekadar kekhawatiran dari sisi  ilmu dan kedisiplinan sekolah, namun masalah kerawanan salah pergaulan harus menjadi perhatian semua pihak. Apalagi mereka berada di situ tanpa tujuan yang jelas, hanya sekadar nongkrong, ngobrol, dan bahkan merokok. Saya menduga bahwa orang tua mereka tidak tahu jika mereka berbuat seperti itu hamper setiap hari.Pada saat  jam sekolah mereka  pun  bubaran sehingga terkesan mereka tidak membolos sekolah karena sampai di rumah pada  jam  pulang sekolah.  Sebenarnya  pemerintah  kota juga sudah  berkali-kali mengambil tindakan terhadap siswa-siswa  yang  demikian melalui operasi ketertiban.  Namun demikian perlu juga dijalin kerjasama dengan orang tua anak-anak yang terjaring operasi  agar  orangtua mengetahui kebiasaan anaknya.

Lusy Agustiya Ningsih
Jl. PONPES Arifin Biilah RT/RW  002/001  Karangsari  Cirebon


Minggu, 28 Desember 2014

ARTIKEL ( LILI)


Berkenalan dengan Tari Sintren

Oleh Lili Marlina
Mahasiswi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Universitas Swadaya Gunung Jati, Cirebon

Turun-turun sintren
Sintrene widadari
Nemu kembang ning ayunan
Nemu kembang ning ayunan
Kembange siti mahendra
Widadari temurunan ngaranjing ning awak ira

Itulah lirik lagu yang biasa mengiringi tari sintren saat dipentaskan


Kesenian tari di Indonesia yang begitu banyak membuat Indonesia terkenal dengan keragaman budayanya. Dari sekian banyak negara yang ada di dunia, Indonesialah yang memiliki kesenian tari yang sangat beragam. Mulai dari Sabang hingga Merauke, setiap suku memiliki seni tari  yang berbeda. Di Indonesia sendiri, terdapat lebih dari 3000 tarian asli Indonesia. Akan tetapi, saat ini banyak seni tari yang dimiliki Indonesia, tidak terwarisi dengan baik dari generasi ke generasi berikutnya. Perubahan dan perkembangan zaman, hampir mengikis keberadaan banyak seni tari yang ada, salah satu seni tari yang sudah hampir punah adalah kesenian tari sintren.
Sintren merupakan tari tradisional yang berasal dari pesisir utara pantai Jawa Barat dan Jawa Tengah. Daerah persebaran kesenian ini diantaranya di Indramayu, Cirebon, Majalengka, Jati Barang, Brebes, Pemalang, Banyumas dan Pekalongan. Sintren dikenal juga dengan nama lain yaitu lais. Kesenian sintren ini sebenarnya merupakan tarian mistis, karena didalam ritualnya mulai dari permulaan hingga akhir pertunjukan banyak ritual magis untuk memanggil roh atau dewa, agar kesenian ini semakin memiliki sensasi seni yang kuat dan unik. Tempat yang digunakan untuk pertunjukan kesenian sintren adalah arena terbuka. Hal ini dimaksudkan agar pertunjukan yang sedang berlangsung tidak terlihat batas antara penonton dengan penari sintren maupun pendukungnya.
Ada beberapa istilah dalam kesenian sintren, yang pertama adalah paripurna, yaitu tahapan menjadikan sintren yang dilakukan oleh Pawang, dengan membawa calon penari sintren bersama dengan 4 (empat) orang  pemain. Dayang dalam tari sintren sebagai lambang bidadari (Widodari patang puluh) sebagai cantriknya Sintren. Kemudian Sintren didudukkan oleh Pawang dalam keadaan berpakain biasa dan didampingi para dayang/cantrik. Istilah yang kedua adalah balangan (mbalang). Balangan yaitu pada saat penari sintren sedang menari maka dari arah penonton ada yang melempar sesuatu ke arah penari sintren. Setiap penari terkena lemparan maka sintren akan jatuh pingsan. Kemudian yang terakhir adalah istilah temohan. Temohan adalah penari sintren dengan nyiru/tampah atau nampan mendekati penonton untuk meminta tanda terima kasih berupa uang ala kadarnya yang diberikan oleh para penonoton.
Pertunjukan  sintren awalnya disajikan pada malam bulan purnama dan menurut kepercayaan masyarakat lebih utama lagi kalau dipentaskan pada malam kliwon, karena di dalam kesenian sintren terdapat ritual dan gerakan yang sangat berkaitan dengan kepercayaan adanya roh halus yang menjelma menjadi satu dengan penari sintren. Persamaan pertunjukan zaman dahulu hingga sekarang, terkadang pertunjukan kesenian ini bisa juga di butuhkan untuk memeriahkan hajatan perkawinan atau sunatan. Perbedaannya pada saat ini adalah waktu pertunjukan sintren semakin singkat dan terkadang ada yang memanipulasi pertunjukan, yang artinya pertunjukan sudah tidak melibatkan roh lagi. Selain itu, pertunjukan sintren yang diadakan pada saat ini sudah dicampur dengan musik dangdut atau orkes, mungkin hal ini dimaksudkan untuk menarik perhatian penonton yang lebih banyak.
Keadaan zaman sekarang yang semakin maju, sulit sekali kita menemukan pertunjukan tari sintren, sehingga membuat tari sintren lambat tahun mejadi tersingkirkan oleh tari-tari modern yang ada sekarang. Saya pribadi merasa malu karena pemuda-pemudanya lebih menggandrungi tari-tari modern dibandingkan tari tradisional. Saat ini juga orisinalitas sintren sudah tidak seperti dulu, karena sudah dicampur dengan musik-musik lain terutama dangdut. Hal ini bisa membuat tari sintren dipaksa untuk mengikuti perkembangan zaman yang ada, meskipun sisi orisinalitas tidak lagi penting untuk diperhatikan. Bisa kita lihat perbedaan nyata yang ada sekarang, kebanyakan generasi mudanya enggan untuk mengenal tari tradisional apalagi mempelajarinya.
Disisi lain dari pertujukannya sendiri, banyak dari grup yang menampilkan kepura-puraan dalam pertunjukannya. Misalnya, ada yang berpura-pura kerasukan, lalu mantra yang dibacakan terkadang tidak sungguh-sungguh, sehingga tidak mengeluarkan nuansa magis sedikitpun. Adapula yang menjadi penari tidak benar-benar gadis, meskipun penampilannya muda dan menarik. Bahkan pakaian yang ditampilkan oleh pendamping sintren/dayang menggunakan pakaian yang modern. Padahal tari sintren merupakan salah satu ciri khas dari daerah Cirebon dan tari yang memiliki keunikan yang sangat menonjol dibanding tari tradisional lainnya.

Namun, sebagian masyarakatnya berpersepsi bahwa kesenian ini cenderung musrik karena ritualya bertolak belakang dengan ajaran islam. Padahal setiap kesenian memiliki keunikan masing-masing dan ritual dari tari sintren merupakan keunikan dari tari sintren itu sendiri. Gambaran negatif tentang sintren sudah tertanam kuat pada sebagian masyarakat Cirebon. Hal ini yang membuat tari sintren sudah jarang diminati oleh sebagian halayak umum. Sebenarnya tari sintren bisa maju lagi apabila masyarakatnya mau merubah persepsi negatifnya tentang sintren. Tidak hanya itu, jika tari sintren sering dipentaskan ke berbagai daerah mungkin mayarakat akan lebih mencintai dan mengenal tari sintren.              Kesenian tari sintren sudah termasuk kesenian yang langka, sungguh beruntung sekali orang yang pernah menyaksikan kesenian ini secara langsung. Kelangkaan kesenian ini didasari oleh masyarakat Cirebon yang tidak mau melestarikan dan mencintai kesenian mereka sendiri. Jangankan untuk mencintai kesenian sintren, menjadi salah satu bagian dari pertunjukan inipun mungkin mereka harus berpikir dua kali. Bisa saja mereka berat kalau harus menjalankan ritual yang menjadi syarat penari sintren. Misalnya masih harus gadis dan belum menikah, selain itu harus bersedia dimasuki roh kedalam tubuhnya.                                     Di masa globalisasi yang terjadi sekarang sebenarnya mudah untuk kita mengembangkan tari sintren. Bisa saja dengan cara pertunjukan sintren ditampilkan dalam suasana yang lebih modern, misalnya dalam festival kebudayaan, seminar pelestarian kesenian sintren, atau mengadakan event yang menampilkan kesenian sintren. Ada juga beberapa cara untuk melestarikan kesenian ini, meskipun kita tidak harus menjadi bagian dari grup sintren, kita bisa menjadikan pertunjukan sintren sebagai objek utama dalam kebutuhan wisata budaya. Tidak sulit sesungguhnya menjadikan sebuah kesenian menjadi objek wisata budaya. Hanya saja kita membutuhkan tekad yang kuat dan keinginan yang besar , serta kecintaan terhadap kesenian sintren dan kemampuan bekerjasama dengan grup kesenian sintren, semuanya akan berjalan dengan baik.                                                                         Hal yang sangat penting untuk melestarikan tari sintren juga bisa dengan cara mendirikan sanggar-sanggar pengenalan dan pelatihan tari sintren. Kemudian mengajak masyarakat mulai dari anak-anak hingga remaja untuk masuk dalam sanggar tari sintren, dengan begitu tari sintren bisa lebih dicintai dan dihargai sehingga tari sintren tidak punah dan semakin maju. Kita harus bergotong royong untuk melestarikan tari sintren, saling mengingatkan satu sama lain betapa pentingnya kesenian tari sintren ini.                               Warisan budaya nenek moyang yang diberikan kepada kita, jangan sampai hilang ditelan zaman yang semakin modern. Orisinalitas dan juga keunikannya harus tetap dijaga dalam pertunjukan kesenian ini. Budaya dan kesenian yang ada di Indonesia adalah milik kita bersama. Jangan sampai kita lebih mencintai budaya asing. Untuk itu marilah kita berkenalan dengan tari sintren kemudian kita sama-sama mempelajari dan melestarikan tari sintren yang merupakan salah satu aset budaya di Negara yang kita banggakan yaitu Negara Indonesia. Kalau bukan kita yang melestarikannya terus siapa lagi? Karena kesenian tari sintren merupakan milik kita bersama.

RESENSI ( ULIN)


                                    Merry Riana
Penulis: Merry Riana


MERRY RIANA berkisah tentang kegigihan seorang remaja puteri sebagai korban sebuah kondisi politik di Indonesia, yang harus bertahan hidup di perantauan dengan kondisi sangat mengenaskan. 

Merry hanya berbekal seadanya, dengan sejumlah uang yang sangat terbatas, pada saat dia pertama kalinya sampai di Singapura. Untuk memenuhi biaya hidup dan kuliahnya, Merry terpaksa harus berutang pada pemerintah Singapura. Tetapi, ternyata itu pun tidak cukup, dan Merry harus berjuang melalui masa-masa kuliahnya dengan keadaan ekonomi yang sangat memprihatinkan.

Untuk menghemat, Merry menjalani hari-harinya dengan standard kehidupan yang sangat sederhana. Merry harus membiasakan dirinya untuk makan hanya roti tawar, mi instan, dan terkadang bahkan terpaksa untuk tidak makan, karena keadaan keuangan yang tidak mendukung.

Di tengah-tengah perjuangannya untuk kuliah di NTU, yang terkenal dengan standard pendidikan dan disiplinnya yang sangat tinggi, Merry masih harus bekerja part-time, salah satunya sebagai seorang pembagi brosur di jalan. 

Bagaimana ia mengatur keuangannya yang super pas-pasan, bagaimana ia mengatasi rasa lapar sehari-hari, bagaimana ia menghapus rasa letihnya akibat berjalan jauh setiap hari dalam menyelesaikan studinya, semua perjalanan pahit itu harus dipanggul seorang Merry Riana di usia relatif masih muda. 

Ketika lulus, Merry sadar bahwa utangnya pada pemerintah Singapura sudah mencapai 40 ribu dolar, atau sekitar 300 juta rupiah. Bertujuan membayar utang-utangnya dan mencapai mimpinya untuk meraih kebebasan finansial, Merry mengambil sebuah keputusan ekstrem untuk menjadi seorang entrepreneur.

Merry tidak memiliki modal, koneksi, dan keahlian apapun. Namun dengan attitudeyang positif, ketekunan, dan kerja keras yang luar biasa, Merry akhirnya berhasil membayar lunas semua utangnya dalam waktu 6 bulan dan mencapai kebebasan finansial 4 tahun setelah kelulusannya.

Berkat kesabaran dan ketabahannya, jatuh bangun perjalanan usaha Merry serta pasang surut kisah kasih Merry, akhirnya berbuah manis. Pada usia 26 tahun Ia berhasil memperoleh pendapatan sebesar 1 Juta Dolar dan diperistri oleh lelaki pujaannya, Alva Tjenderasa. 


Nama : Ulin Nuha
Kelas : 2A
















FEATURE (ULIN )

Makam sunan gunung jati
Description: makam_sunan_gunungjati
Lokasi gerbang Makam Sunan Gunung Jati ini berjarak sekitar 100 meter dari tepi Jl. Raya Sunan Gunung Jati, arah ke utara dari Kota Cirebon Di kompleks Makam Sunan Gunung Jati ini terdapat sembilan lapis pintu, yaitu Lawang Gapura, Lawang Krapyak, Lawang Pasujuduan, Lawang Ratnakomala, Lawang Jinem, Lawang Rararoga, Lawang Kaca, Lawang Bacem dan Lawang Teratai. Sayangnya pengunjung biasa hanya bisa masuk sampai pintu ke-empat di serambi muka Pesambangan. Makam Sunan Gunung Jati sendiri terletak di perbukitan Gunung Sembung, dan karena alasan keamanan maka Makam Sunan Gunung Jati hanya boleh dikunjungi oleh keluarga Keraton dan keturunannya, serta para tamu kehormatan mereka.
Tidak ada tarif sumbangan tertentu, namun kita akan melihat lembaran ratusan atau lima puluh ribu bergeletakan di sana. Keramik Cina terlihat bertebaran di tembok pendopo, undakan dan sebagian dinding. Dua buah ornamen udang terlihat menempel pada dinding diantara hiasan kaligrafi pada logam bulat berwarna kuningkeemasan.Makam sunan gunung jati pada dinding tinggi bercat putih yang permukaannya nyaris penuh berhiaskan keramik Cina asli dengan hiasan batu beraneka warna bertebaran di sana sini. Sangat indah.
Makam sunan gunung jati dengan keramik piring dan bentuk bulatan lebih kecil yang mengelilinginya, yang konon dibawa oleh Putri Ong Tien, istri Sunan Gunung Djati yang berasal dari Negeri Cina. Makam sunan gunung jati pada keramik dan hiasannya yang telah berusia ratusan tahun, dan warnanya belum juga pudar dan terlihat cukup terawat dengan baik. Makam sunan gunung jati di tempat dimana para peziarah biasanya berkumpul dalam kelompok-kelompok dan bersama-sama berzikir dan memanjatkan doa, entah untuk menghormati Sunan Gunung Jati sebagai salah satu Wali Songo yang berpengaruh, atau karena mereka memiliki keinginan tertentu dan berharap mendapat berkah dari sang wali. Makam sunan gunung jati pada sebuah bangunan kayu di kompleks Makam yang disebut Playonan, atau bangunan pelepasan bagi keluarga Sunan Gunung Jati yang meninggal dunia.

Makam sunan gunung jati pada Gentong Puter Giling yang letaknya berada di dekat Playonan. Menurut kepercayaan, gentong ini bisa membantu memanggil kerabat yang telah lama tidak diketahui kabar beritanya. Makam sunan gunung jati pada ornamen indah pada beberapa batu nisan di kompleks Makam yang dikerjakan oleh tangan yang halus. Di bagian ini terdapat makam keturunan Sunan Gunung Jati yang memiliki gelar Pangeran, Elang, Raden, atau pun Ratu.
Sunan Gunung Jati yang aslinya bernama Syarif Hidayatullah lahir sekitar tahun 1450 dari ayah bernama Syarif Abdullah bin Nur Alam bin Jamaluddin Akbar, seorang Muballigh dan Musafir besar dari Gujarat, India, yang dikenal sebagai Syekh Maulana Akbar oleh kaum Sufi, dan ibu bernama Nyai Rara Santang, putri Sri Baduga Maharaja Prabu Siliwangi dan Nyai Subang Larang, dan merupakan adik Pangeran Walangsungsang yang bergelar Cakrabuwana atau Mbah Kuwu Cirebon Girang. Tapi terkadang yang membuat kita merasa tidak nyaman dengan kedatangan para tamu ada oknum – oknum yang tidak bertanggung jawab untuk meminta uang dengan cara sedikit memaksa.

Nama : Ulin Nuha
Kelas : 2A


ARTIKEL BULAN BAHASA ( ULIN)

BULAN BAHASA
DI FKIP UNSWAGATI CIREBON
Bulan bahasa atau bb kita biasa menyebutnya,di unswagati terutama di program study pendidikan bahasa dan sastra indonesia (diksatrasia) dan himpunan mahasiswa jurusan setiap tahun mengadakan peringatan bulan bahasa yang mengangkat kretifitas siswa – siswi tingkat sd sampai sma dan ditingkat mahasiswa. Banyak yang diperlombakan seperti lomba pidato,mendongeng,menulis puisi dan masih banyak lagi.
            Pada bulan bahasa ini membuat tali persaudaraan dan tali silaturahmi semakin kuat pada jam istirahat sholat dan makan siang panitia ketika istirahat ada yang cape yang lainnya membantu ketika sholat ada yang tidak membawa mukenah dikasih pinjam dan ketika makan panita tidak memakai piring tetapi panitia prasmanan(makan bareng-bareng) menggunakan kertas nasi,nasi masak sendiri tapi lauk beli misah.
            Untuk tahun ini yang terjadi adalah kurangnya peserta ada jeda 1 hari yaitu hari rabu untuk beristirahat dan mempersiapkan lomba drama walaupun kurang banyak peserta tapi saat seminar dihari terakhir peserta tidak terduga yaitu melebih target,peserta yang ditargetkan oleh panitia sekitar 300 orang akan tetapi peserta hampir  400 orang. Panitia kewalahan untuk menangani peserta yang sangat banyak yang melebihi target.
            Panitia pun dihari terakhir selain seminar dan memberi pengumuman pemenang setiap lomba. Panitia merasa bangga dengan hasil yang memuaskan dari jeri payah selama ini tak sia – sia.







FEATURE (KARLINAH )

Cirebon  Asam, pedas, manis
Tahu gejrot!!! sepertinya sudah tak asing lagi telinga kita ketika mendengar nama makanan yang menyegarkan itu. Siapa yang tidak tahu sensasi kesegaran rasa tahu gejrot? makanan khas dari kota udang yaahh!!!... kota cirebon. Jikalau ada diantara kalian yang belum tahu sensasi rasa kesegaran tahu gejrot saya anjurkan untuk mencicipinya. Tahu yang dipotong kecil-kecil dengan bumbu garam, bawang merah, bawang putih, gula merah dan cabe rawit, kemudian semua mumbu itu diulek dalam cobek setelah diulek diberi air yang sudah dibumbui dengan kecap dan gula aren yang sudah digodok, bumbu cair inilah yang berperan untuk membasahi potongan-potongan tahunya yang siap menggoyang lidah kita.
Tahu gejrot, nama unik itu tercipta karena bumbu cair yang dimasukan kedalam botol lalu digejrotkan diatas potongan-potongan tahunya. Dari nama unik itu menyimpan sejuta rasa nikmat bak surge dunia di siang bolong kesegaranya mampu menghipnotis para penikmatnya. Makanan ini berupa tahu khusus yang rasanya hambar kemudian diguyurkan bumbu-bumbu dan terahir digejrotkan bumbu cair yang berwarna kecoklatan dengan alas makan cobekan yang terbuat dari tanah liat yang dibentuk menyerupai piring kecil dan cara menikmatinya pun mengunakan tusukan yang terbuat dari bambu yang di runcingkan dan dipotong kecil-kecil sungguh terlihat sangat menarik.
Apakah anda masyarakat cirebon mengetahui persis lahirnya tahu gejrot itu? dipastikan tahu gejrot itu sudah ada sebelum Indonesia merdeka 17 agustus 1945, tapi persisnya tanggal berapa dan tahun berapanya belum ada kejelasannya. yang jelas sebelum Indonesia merdeka tahu gejrot sudah ada di cirebon.
         
Seperti halnya pak tir begitu dia disapa akrab salah satu penjual jajanan khas cirebon tahu gejrot laki-laki kelahiran cirebon 1954 ini bernama lengkap tirah sudah lama berjualan mengelilingi kota cirebon sejak tahun 1995, langkah kakinya hampir sudah menapaki setiap jalanan-jalanan kota cirebon  selama kurang lebih 15 tahun gang sempit demi gang sempit ia telusuri hanya dengan mengenakan sandal jepit berwarna hijau dan kaos yang sudah lusuh dengan wajah yang sudah kriput. seperinya ia tidak perduli dengan teriknya matahari yang menempel dikulit keriputnya dan harus memikul dagangan nya berkeliling yang beratnya kurang lebih 15 kilo,  pak tir terus saja melangkah mengikuti ayunan kakinya dengan sejuta harapan  akan ada orang untuk membeli tahu gejrot.Pak tir biasa berjualan dari jam 8 pagi dari pangkalan  sampai azan magrib berkumndang, setelah berjualan seharian mengelilingi jalanan cirebon ia kembali kepangkalannya dan segera bergegas pulang, kembali menunggu esok hari untuk kembali menjajahkan tahu gejrotnya.
Tahu yang digunakan pak tir untuk membuat tahu gejrot itu langsung didatangkan oleh pabriknya karena jika pak tir menggunakan tahu jenis lainnya semacam tahu sumedang itu akan merubah cita rasa dari hasil tahu gejrotnya sendiri, entah apa yang membedakan yang jelas jika pak tir mengganti tahunya dengan jenis tahu yang lain maka akan mendengar keluhan dari pembelinya. dan pak tir biasanya hanya mampu membawa tahu dalam keranjangnya sekitar 450 biji setiap harinya dan itupun terkadang harus ia bawa pulang lagi
Dari masa kemasa pak tir terus saja menjajahkan tahu gejrot dari harga 500 rupiah sampe sekarang menapai 4000 rupiah per porsinya,dengan berjualan tahu gejrot pak tir dpat menafkahi anak dan istrinya. pak tir terus setia melayani pelanggan-pelanggannya dari anak-anak, orang dewasa, remaja dari dulu sampai ekarang yang pelanggannya semakin berkurang dan gak tentu. Meskipun begitu pak tir tetap bersyukur atas pendapatan yang tidak seberapa dari hasil penjualan tahu gejrotnya itu, karena hanya dengan rasa syukur dan ikhlas pak tir dan kluarga bisa hidup dengan bahagia.






ARTIKEL BULAN BAHASA (IRA NILASARI)

Tingkatkan Rasa Cinta Berbahasa
Oleh : Ira Nilasari
Kami putra putri indonesia menjunjung tinggi bahasa persatuan bahasa indonesia. dari sumpah pemuda diatas menjadi tuntunan kita untuk selalu menggunakan bahasa yang menjadi bahasa persatuan kita sebagai bangsa indonesia. dan menggambarkan Bhineka Tunggal Ika.
Ketika kita mendengar sumpah pemuda tersebut, rasanya hati ikut bergerak untuk mencintai bahasa persatuaan kita yaitu bahasa indonesia. Begitu bangganya saat itu para pemuda-pemudi indonesia masa itu ikut memperjuangkan bahasa indonesia. Bahasa indonesia pula yang dipakai para pejuang untuk mengorbankan saat memperebutkan kemerdekaan indonesia. Seharusnya kita patut bangga menggunakan bahsa indonesia, tidak hanya sebagai bahasa resmi yang digunakan dalam pendidikan tetapi digunaka juga basaha indonesia yang baik dan benar dalam pergaulan sehari-hari kita. Seiring berjalan zaman banyak bahasa asing yang masuk dalam masyarakat, sehingga mereka lupa akan bahasa mereka sendiri. Akankah dalam hati mereka sudah tidak ada lagi rasa cinta dan bangga terhadap bahasa indonesia yang telah diperjuangan para pemuda-pemudi indonesia, yang susah payah mereka perjungan sebagai bahasa persatuan. rasa bangga yang dulu sangant melekat kini semakin menghilang. Bahasa asing sudah merambah meracuni masyarakat, mereka tidak mau ketinggalan dan tidak mau ketinggalan zaman.
Sulit dipungkiri memang bahsa asing sudah menjamur kemana-mana. Dan mereka sangat faseh berbicara menggunakan bahasa asing ketimbang bahasa indonesia. Perlahan mereka mengikis jati diri bangsa kita sendiri. Bahasa indonesia sendiri pun sudah teracuni dengan bahasa prokem atau bahasa alay, yang sudah merusak tatanan bahasa indonesia yang telah diatur sedimikian rupa. Bahasanya tidak tepat dengan ejaan, struktur dan konteks kalimatnya. Hal ini merujung pada rusaknya bahasa indonesia. Bukankah kita harus melindungi bahasa ibu dan bukan merusaknya?. Dimana rasa cinta kita terhadap bahasa indonesia jika kita lebih mencintai bahasa asing?. Perubahan zaman memang tidak bisa dihindari. Menguasai bahasa asing dinilai lebih penting supaya bisa bertahan diera modern ini. Sangat disayangkan jika masyarakat sudah benar-benar tidak ada rasa cinta terhadap bahasa indonesia. Mau dikemanakan bahasa indonesia jika bukan kita sebagai bangga indonesia yang menggunakannya. Sangat malu kepada pemuda-pemudi yang sudah meperjuangkannya, dimana rasa terimakasih kita jika kita tidak bangga terhadap bahasa indonesia. Bangsa lain tidak memiliki bahasa persatuan seperti indonesia, seharusnya kita memperkenalkan bahasa indonesia kepada bangsa lain tidak hanya mereka yang bisa meracuni kita, melainkan kita juga bisa.
Jangan memiliki rasa malu saat kita menggunakan bahasa indonesia, seharusnya kita menjunjung tinggi bahasa indonesia tidak merendahkannya. Bnyak masyarakat yang meranggapan bahasa indonesia itu mudah tidak perlu dipelajari. Bukan hanya masyarakat bahkan siswa sekalipun tidak bisa menggunakan bahasa yang baikdan benar, mereka tidak memperdulikannya. Padahal di sekolah mereka di ajarakan tentang bahasa indonesia yang baik dan benera tetapi masih saja salah salam menggunakan bahasa yang baik dan benar mereka terlalu menyepelekannya. Untuk pemerintah seharusnya di sekolah tidak mewajibkan bahasa inggris sebagai bahasa yang lebih diunggulkan. Selain itu menyediakan jurusan bahasa tidak hanya IPA/IPS saja. Masyarakat lebih suka menyisipkan bahasa asing, bahkan lebih suka menggunakan bahasa asing yaitu bahasa inggris. Karena dengan menggunakan bahasa asing itu, mereka merasa lebih pintar dan dihargai.

Penanaman rasa cinta terhadap bahasa kita mulai sejak dini ini menjadi salah satu solusi untuk meningktakan lagi rasa cinta mereka terhadap bahasa indonesia. Sudah sepatutnya kita menjunjung tinggi bahaa persatuan, bahasa indinesia, seperti yang tertuang dalam sumpah pemuda. Kecintaan menggunakan bahasa nasional melebihi bahasa internasional. Jangan lah kita terpengaruh terhadap bahasa asing kita harus lebih cinta terhadap bahasa indonesia. Sebagai persatuuan bahasa indonesia harus tetap dipelihara. Pembinaan dan pengembangan bahasa indonesia harus terus dilakukan. Bukan hanya itu peningkatan mutu penggunaan bahasa indonesia oleh masyarakat harus juga dilakukan. Sehingga dapat mengembangkan dan membawa bahasa indonesia sejajar dengan bahaasa-bahasa modern. 

RESENSI LILI



RESENSI
Oleh Lili Marlina (113050095)
2B
Mahasiswi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Universitas Swadaya Gunung Jati, Cirebon
Penantian yang Panjang

Judul               : Bukan Cinta Biasa ( merindukanmu adalah siksaan terindah untukku )
Penulis             : Ria Soraya & Rini Bee
Penerbit           : MEDIA PRESSINDO
Cetaka             : pertama, 2014
Tebal               : 179 halaman
ISBN               : (10) 979-911-440-3
                          (13) 978-979-911-440-2

Setiap manusia memiliki jodohnya masing-masing. Itu yang selalu mereka katakan, bukan? Jodoh itu diibaratkan seperti burung semakin dikejar akan semakin jauh. Namun, apabila kita lepaskan dia akan kembali dengan sendirinya karena ia tahu kemana ia akan pulang. Dan jodoh pasti akan bertemu kalau memang waktunya sudah tepat. Jodoh dan cinta, tentu saling berkaitan dan saling membutuhkan. Cinta adalah awal adanya jodoh dan cinta itu  terpenjara dalam ruang yang sepi dan hanya bisa dinikmati sendiri. Sampai, ada seseorang yang mau menyambutnya. Cinta datang hanya sesaat tapi membekas untuk selamanya. Cinta mempunyai awal untuk hadir tapi cinta tidak mempunyai akhir untuk pergi. Cinta ada dengan sendirinya meskipun kita tidak mengharapkannya, tapi cinta tidak bisa menghilang dengan sendirinya walaupun kita memintanya. Seperti halnya sebuah penantian yang panjang akan hadirnya sebuah cinta, walaupun kita tidak menyadarinya namun itu ada, dan selalu ada.
Dalam novel tersebut menggambarkan sosok seorang pria bernama Ken Aruna Mahatma Maharishi atau biasa dipanggil dengan sebutan Ken. Ken merupakan seorang dosen mata kuliah Cognitive Behavioral Therapy di Jakarta. Ken adalah sosok yang gemar sekali membaca buku, sejak kecil ia sangat suka membaca buku, dalam sehari ia bisa menghabiskan 4-5 buku. Sehingga saat Ken duduk dibangku kelas 5 sekolah dasar ia sudah mengenakan kaca mata. Ken seorang bribadi yang tidak suka banyak bicara, dan dia bukan orang yang bisa diajak romantis. Ken lahir dari keluarga sederhana di Yogyakarta. Ken memiliki seorang teman, sahabat yang bernama Manyari Garini Mada atau yang biasa dipanggil dengan sebutan Mayang. Ken dan Mayang dibesarkan dilingkungan yang sama. Tinggal di rumah dengan jarak yang berdekatan. Mereka selalu bersama sejak kecil dari mulai belajar di sekolah yang sama, dan tidak tanggung-tanggung kebersamaan itu mereka jalani hingga di sekolah menengah atas. Tentunya mereka berdua mempunyai teman bermain yang sama pula.
Mayang adalah sosok wanita yang pemberani. Semasa kecil dia suka sekali bermain dengan anak pria. Jika kebanyakan anak wanita lebih senang bermain masak-masakan atau mendadani boneka barbie, maka Mayang lebih memilih datang ke lapangan setiap siang untuk menerbangkan layang-layang. Namun, ketika Mayang beranjak dewasa ia terlihat lebih manis dan feminim, Mayang memiliki rambut panjang yang lebat dan hitam sepunggung, dan ia memiliki dua buah mata yang sangat indah. Mayang adalah gadis yang sangat berbeda karena ia memiliki sebuah impian yang sangat luar biasa, seperti pernyataan yang pernah diujarkan oleh Mayang waktu ia duduk dibangku sekolah, “Aku ingin mendatangi setiap sudut Indonesia, menjejaki setiap jengkalnya, merasakan sari patinya. Aku ingin mengunjungi tempat-tempat eksotis seperti yang terdapat dalam buku seorang teman. Indonesia sangat kaya. Dan aku ingin menjadi bagiannya. Setelah itu mungkin aku akan berkeliling dunia. Aku ingin merasakan dinginnya salju Eropa. Aku ingin tubuhku dijatuhi bunga sakura dar Jepang. Aku ingin melihat tempat dimana Shakespeare menciptakan tokoh Romeo dan Juliet. Menjejakkan langkah di Tembok  Besar Cina, juga menatap indahnya Air Terjun Niagara dengan mata kepalaku sendiri.” Hal itulah yang membuat Mayang memiliki kepribadian yang unik dan semenjak itu mereka bersahabat. Mayang yang begitu terpesona melihat tumpukan buku di rak kamar Ken. Sementara Ken selalu mengagumi Mayang yang terlihat berbeda dengan temannya kebanyakan.
Seiring kebersamaan mereka mulai timbulah rasa yang berbeda, rasa yang dirasakan mereka melebihi seorang sahabat. Namun, perasaan itu hanya menjadi teman dalam hati mereka masing-masing karena mereka belum berani untuk menyatakannya. Seiring berjalannya waktu mereka akhirnya menyatukan hati mereka dan meresmikan hubungan pacaran mereka pada saat mereka duduk di bangku Sekolah Menengah Atas. Pada suatu malam orang tua Mayang mengajaknya pergi ke suatu tempat yang mereka rahasiakan kepada Mayang. Ternyata kedua orang tuanya mengajak Mayang ke sebuah Restaurant yang ada di Yogyakarta. Di tempat itulah Ken meresmikan hubungannya dengan Mayang kearah yang lebih serius lagi yaitu sebuah ikatan pertunangan. Dan kejutan yang diberikan oleh Ken itu sukses membuat Mayang tidak bisa berkata-kata lagi karena kebahagiannya yang amat sangat.
Namun, dibalik kebahagiaan Ken yang baru dirasakannya sehari itu, Ken harus menerima kenyataan bahwa Mayang harus pergi ke Surabaya karena sebuah panggilan kerja. Hal tersebut baru diceritakannya kepada Ken esok harinya setelah mereka baru bertunangan tadi malam. Ken pun berusaha untuk memahami Mayang dan mengijinkannya untuk pergi ke Surabaya demi impiannya Mayang. Tetapi, didalam hati Ken ia merasa sangat takut dan sangat kehilangan ketika ia harus berpisah dengan tunangan sekaligus sahabatnya itu. Tak pernah terbayangkan oleh Ken bahwa ia akan ditinggalkan oleh Mayang yang sudah bersamanya sejak ia masih kecil.
Setelah Mayang bekerja di kota Surabaya, Ken pun mengajar sebagai dosen di Jakarta. Keadaan dan kesibukannya masing-masing itu membuat mereka jadi tidak pernah bertemu. Pada saat Ken mengajar di sebuah Universitas Pancasila yang ada di Jakarta ia bertemu dengan seorang mahasiswi pada tahun ajaran baru kampus itu, gadis itu bernama Shanata Nuansa Birru yang biasa dipanggil dengan sebutan Shanata. Shanata adalah seorang gadis yang periang, sedikit ceroboh dan dia suka sekali membaca novel. Shanata memiliki suara yang nyaring yang tidak sesuai dengan postur tubuhnya yang mungiln, tingginya tak lebih dari 155 cm. Shanata adalah gadis yang unik karena ia seorang yang berimajinasi tinggi. Shanata sangat hobby berimajinasi dan dia selalu sibuk dengan imajinasi-imajinasinya yang sering membuatnya ketawa-ketawa sendiri, membuat orang disekelilingnya berpikir bahwa dia gadis yang aneh.
Pertemuan Ken dan Shanata itu diawali dengan sebuah kejadian yang tidak diduga-duga. Pada saat itu Shanata salah memasuki sebuah kelas yang sedang diajar oleh Ken. Walaupun Ken adalah seorang dosen tetapi umur Shanata dan Ken hanya selisih 6 tahun, jadi Ken merupakan salah satu dosen yang terbilang masih sangat muda. Di kelas itu juga Shanata bertemu dengan Donny yang merupakan kakak seniornya pada saat ia diospek. Donny adalah sosok pria yang romantis dan sangat tampan. Sejak pertemuan pertamanya dengan Donny pada saat ospek, Shanata mulai mengagumi Donny yang menurutnya adalah sosok pria yang sangat baik karena semasa ospek hanya Donny lah yang bersikap baik kepadanya.
Setelah kejadian itu Shanata dan Ken jadi sering bertemu entah itu di kantin kampus maupun di suatu tempat yang sering mereka berdua datangi yaitu Book Cafe yang berada dekat dengan kampusnya. Cafe tersebut menyediakan beraneka macam Coffee yang merupakan minuman kegemaran mereka berdua. Shanata dan Ken memiliki banyak kesamaan, sama-sama suka membaca buku, suka menonton film, dan sama-sama suka kopi. Jadi, mereka seakan-akan berkaca didepan cermin. Perlahan-lahan, seiring semakin intensnya perjumpaan diantara mereka, lambat laun ken merasakan sesuatu yang sangat berbeda saat bersama Shanata. Semenjak itu Ken menyadari bahwa dia mulai mencintai Shanata begitu juga dengan Shanata. Didekat Shanata, Ken merasa lebih hidup dan bisa menajdi dirinya sendiri.
Di Surabaya Mayang bertemu dengan teman kerjanya yang bernama Bayu. Bayu adalah sosok pria yang sangat humoris, sederhana dan apa adanya.  Semenjak pertama kali ia melihat Mayang ia mulai menyukai Mayang karena menurutnya Mayang adalah sosok wanita yang berbeda. Seringnya mereka bersama Mayang mulai merasakan ada yang berbeda dengan perasaannya. Didekat Bayu, Mayang juga merasa lebih hidup dan bersemangat. Mayang menyadari bahwa ia sudah memiliki tunangan namun ia tidak bisa menolak perasaannya itu. Dia tidak bisa membohongi bahwa ia mencintai Bayu begitu juga dengan Bayu yang begitu mencintai Mayang, perasaan Bayu itu sudah diketahui Mayang sejak dulu.
Setelah Mayang memutuskan pergi ke kampus Ken yang ada di Jakarta, dan disaat itu juga Shanata mengetahui bahwa Ken sudah memiliki tunangan. Semenjak itu ia merasa bahwa tidak seharusnya ia mencintai Ken, setiap hari ia selalu berusaha melawan perasaannya itu, dia tidak ingin rasa cinta itu ada. Didalam hatinya ia berkata,”Ini bukan cinta. Mngkin, Cuma perasaan nyaman saja.” Namun, semakin ia melawan perasaan itu semakin besar cinta yang ia rasakan. Ken pun menayadari semenjak Shanata tahu ia merasa Shanata menjauhinya. Tak lama setelah itu Shanata memutuskan untuk berpacaran dengan Donny, dia berharap dengan dia menerima Donny dia bisa melupakan sosok Ken di hati dan pikirannya. Namun, hubungan Shanata dan Donny tidak berlangsung lama karena Shanata menyadari bahwa dia tidak benar-banar mencintai Donny, dia hanya sekedar mengagumi sosok Donny saja.
Hubungan Ken dan Mayang juga ternyata tidak berlangsung lama, Ken sudah mengetahui bahwa Mayang telah mencintai pria lain yaitu Bayu. Ken mengetahui semua pada saat ia ke Surabaya untuk memeberi kejutan pada ulang tahun Mayang. Tapi ternyata pas sampainya disana ia melihat Mayang terlihat sangat sedih dengan mata yang begitu sembap seperti orang yang sudah kehilangan arah. Dia bertemu Mayang disebuah Rumah sakit yang ada di dekat kantor Mayang. Yah, ternyata orang yang Mayang tangisi adalah Bayu. Bayu yang sedang terbujur kaku disalah satu ruang ICU. Sejak itu Myang dan Ken resmi berpisah. Ken ikhlas melepaskan Mayang demi kebahagiaan Mayang dan mereka sama menyadari bahwa perasaan mereka selama ini hanya sebagai kakak adik.
Setelah perpisahan itu Ken melanjutkan S2 nya di Yogyakarta untuk mengisi ruang kosong dalam hatinya tapi didalam ruang kosong itu terdapat satu nama yaitu Shanata. Ken baru menyadari bahwa ternyata dia benar-benar mencintai Shanata namun semuanya terasa sangat sulit karena dia sudah lama tidak bertemu Shanata setelah dia memutuskan untuk tidak menagajar di Universitas itu lagi dan setelah dia juga tahu bahwa Shanata sudah berhubungan dengan Donny. Ken pun selalu berusaha melawan perasaannya itu tapi semakin ia menolak, perasaan itu semakin dalam. Sulit sekali Ken untuk melupakan Shanata karena baginya Shanata adalah penyemangat dalam hidupnya. Tanpa Shanata hidupnya tidak berarti. Mayang sendiri sudah menikah dengan Bayu dan hidup bahagia.
8 tahun sudah Ken dan Shanata tidak saling bertemu, dan sudah 8 tahun lebih mereka memendam perasaan mereka masing-masing karena takdir belum memihak kepada mereka. Namun, akhirnya mereka dipertemukan kembali melalu sebuah darft novel yang dikirim oleh Ken pada suatu perusahaan yang ada di Yogyakarta. Novel itu berisikan cerita yang telah dialami Ken dan tentang semua perasaan Ken yang disusun dalam sebuah novel. Dan ternyata Shanata yang pertama kali membaca draft itu karena ia bekerja di perusaan itu sebagai editor, awalnya Shanata tidak menyadari bahwa yang mengirim draft itu adalah Ken. Kemudian, Shanata mengirim sebuah pesan kepada Ken agar mereka bertemu disebuah resaturant untuk membicarakan novel itu. Setelah Ken datang, Shanata merasa sangat terkejut karena ternya yang mengirim draft itu atas nama Mahatma adalah Ken, pria yang selama ini mengisi hatinya, pria yang selama ini membuatnya tersiksa karena rasa rindunya.
Setelah beberapa menit mereka sama-sama terdiam akhirnya Ken pun mengawali pembicaraan dan memberanikan diri untuk mengungkapkan isi hatinya yang selama ini membuatnya merasa tidak nyaman karena harus menahan perasaan itu bertahun-tahun. Ken menjelaskan semuanya kepada Shanata termasuk hubungannya dengan Mayang yang sudah lama berakhir. Shanata pun akhirnya mengungkapkan perasaanya juga, dia juga menjelaskan semuanya kepada Ken termasuk tentang Donny. Ken dan Shanata merasa sangan senang karena ternyata orang yang dia cintai mempunyai persaan yang sama juga. Shanata pun mengatakan sebuah kalimat yang membuat ken tidak bisa melepaskan Shanata lagi. “ Jangan pernah pergi lagi, Ken. Jangan pernah tinggalin saya lagi.”
Buku ini memiliki bahasa yang mudah dipahami oleh pembaca. Buku ini juga menceritakan sebuah kisah yang mungkin pernah dialami sebagian besar orang sehingga ketika kita membacanya kita benar-benar bisa merasakan seperti apa yang ada dalam buku tersebut. Alur cerita dalam buku ini saling berkaitan dan masuk akal (logis). Serta dalam buku ini juga terdapat sosok penggambaran tokoh-tokoh yang menginspirasi banyak orang seperti tokoh Mayang yang berbeda dan mempunyai impian yang luar biasa, dan tokoh Shanata yang unik dan imajinatif.
Namun, alur cerita dalam buku ini mudah ditebak dan tidak membuat orang yang membacanya penasaran. Kisah dalam buku ini juga masih tegolong dalam kategori umum dan lerbih cenderung bertele-tele, keadaan pada kisahnya juga terlalu didramatisir. Buku ini ditujukan untuk kalangan remaja dan dewasa karena didalamnya lebih memfokuskan tentang kisah percintaan.